Peredaran ilegal dan penyalahgunaan opium rupanya sudah membuat gerah Pemerintah Amerika Serikat. Bahkan penyalahgunaan opium dianggap telah mencapai tahap kritis di AS. Setiap hari, setidaknya 44 nyawa melayang akibat overdosis salah satu jenis zat narkotika yang kerap dikonsumsi pengguna obat-obatan terlarang tersebut. Kondisi tersebut membuat pemerintah Amerika giat mencari cara untuk mencegah pemberian resep obat yang mengandung opium secara sembarangan. Selain itu, mereka juga secara terus menerus mengedukasi pasien maupun pemberi resep tentang bahaya penggunaan opium secara berlebihan.
Beraneka cara diupayakan untuk menanggulangi masalah yang mengharuskan pemerintah AS mengeluarkan anggaran hingga US$ 25 miliar itu. Pemerintah AS melakukan riset terhadap opioid yang bersifat abuse deterrent, memperluas program safe drug disposal di berbagai komunitas, dan meningkatkan penggunaan metode alternatif penghilang rasa sakit dalam tindakan bedah. Kini, Pemerintah AS menemukan cara lain untuk menanggulangi masalah yang mulai menjadi endemik itu, yakni dengan memanfaatkan big data dan analytics. Department of Justice AS belum lama ini mengumumkan dibentuknya Opioid Fraud and Abuse Detection Unit. Unit khusus ini bekerja dengan memanfaatkan analytics terhadap data-data kesehatan untuk mengidentifi kasi dan mengatasi penyalahgunaan opium.
Ya, pemanfaatan big data dan analytics kini menjangkau spektrum yang semakin luas di berbagai bidang dan industri. Kisah sukses aplikasi big data analytics dulu kerap terdengar dalam aktivitas penjualan, pemasaran, dan pengelolaan pelanggan. Bidang kesehatan pun tak kalah majunya dengan mengombinasikan big data, analytics, dan cloud untuk, antara lain, melakukan uji klinis terhadap obat-obatan yang akan diproduksi.
Sekarang, untuk memecahkan masalah obat terlarang pun, big data dan analytics telah dilibatkan. Namun kami belum akan memaparkan bagaimana Pemerintah AS mengimplementasikan itu. Dalam rubrik Cover Story kali ini, kita akan menyimak bagaimana big data analytics dapat membantu menanggulangi fraud. Ini tentu sebuah langkah penting mengingat ancaman fraud terus meningkat seiring tren pembayaran dan pergerakan uang yang semakin cepat serta real time. Bagaimana hal itu dilakukan dengan big data analytics? Simak informasi lengkapnya di majalah InfoKomputer edisi September ini.