Perlu Konsep yang Jelas. Pada awal tahun 1990-an, ada seorang teman kami yang rajin mengikuti sandiwara radio. Pada waktu yang telah ditetapkan dia akan duduk di depan radio dan mendengarkan sandiwara radio tersebut dengan saksama. Kini, sandiwara dalam format audio hadir melalui medium yang berbeda.
Memanfaatkan internet, sandiwara dalam format audio maupun bincang-bincang banyak hadir melalui podcast.Berbeda dengan radio, podcast memungkinkan pemirsanya untuk mendengar sandiwara dalam format audio maupun bincang-bincang itu pada tempat dan waktunya sendiri.
Kemampuan untuk mendengar podcast di mana saja dan kapan saja tentu bisa membuat podcast lebih fl eksibel dibanding radio. Andai teman kami tersebut masih rajin mengikuti sandiwara dalam format audio, dia pun bisa bebas mendengarkannya pada waktu-waktu yang berbeda. Memang, sandiwara radio yang hadir menggunakan kaset atau CD juga tersedia, tetapi distribusi berkas digital melalui internet untuk kemudian disimpan secara lokal ala podcast menawarkan kepraktisan yang lebih.
Di dunia, saat ini podcast sedang berjaya. Menurut situs Podcast Insight, saat ini setidaknya ada 700 ribu kanal podcast aktif dengan jumlah episode mencapai 29 juta. Namun, hal serupa belum terjadi di Indonesia. Menurut beberapa podcaster Indonesia, industri podcast di tanah air masih seret.
Belum adanya podcaster yang mengalami tingkat kesuksesan sebagus YouTuber di Indonesia dinilai menjadi salah satu faktor. Membuat podcast memang relatif mudah. Peralatan untuk merekam suara yang diperlukan juga tidak mesti khusus, bisa menggunakan ponsel pintar. Namun, konsep yang jelas tentu diperlukan. Podcast jangan hanya berisi omongan yang tidak jelas arahnya.
Podcaster pun harus tahu target pendengar yang hendak disasarnya. Nah, pada edisi kali ini, kami sajikan seluk-beluk podcast di Rubrik Cover Story. Siapa tahu Anda nantinya bisa menjadi podcaster populer tanah air.