Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Senin, 11 Februari 2019
Gratis
Khittah Kepala Daerah
Buat para kepala daerah yang kini sedang asyik-masuk dalam dukung-mendukung kontestasi Pemilihan Presiden 2019, dengarlah pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di bagian lain halaman media ini. Bagus untuk mengingatkan agar jangan keasyikan soal dukung-mendukung dan melupakan rakyatnya.
Kenapa orang tua pendiam berbicara seperti itu? Pasti karena ada kegalauan yang dia lihat. Tidak hanya Buya Haedar yang risau, kita masyarakat pun mengalami hal yang serupa. Sebab, tak sedikit kepala daerah yang “ugal-ugalan” menunjukkan sikap partisan dan melupakan fungsinya sebagai pemimpin masyarakat.
Salah satu yang “ugal-ugalan” itu adalah lompat pagarnya para pemimpin daerah dari partai tertentu yang justru tak mendukung kandidat yang diusung partainya. Buat kita, jelas itu langkah yang konyol. Kekonyolan itu, justru dipertontonkan dengan sengaja di depan umum. Itu pelanggaran adab politik. Bukan jika tak setuju dengan keputusan partai, sepatutnya diam atau kalau bereaksi juga sepatutnya keluar saja dari partai.
Tidak hanya yang “lompat dukungan”, waktu untuk mengurus masyarakat yang sebelumnya memilih mereka menjadi pemimpin, juga jadi berkurang. Sekali lagi kita ingatkan, gubernur, bupati, wali kota, bukan hanya sekadar kepala pemerintahan, melainkan juga kepala daerah. Dia memiliki fungsi sebagai pemimpin rakyat, bukan pemimpin ASN di pemprov, pemkab, atau pemkot saja. Pemimpin daerah yang baik adalah mereka yang punya waktu 24 jam setiap hari untuk mengurus rakyatnya.
Jadi, sebagaimana inti pernyataan Haedar Nashir, sepatutnya kepala daerah kembali saja ke “khitah” sebagai pemimpin semua rakyat. Kepala daerah yang baik saja merasa waktu sehari 24 jam, seminggu tujuh hari, setahun 384 hari, terasa tak cukup buat mengurus rakyatnya, apalagi kalau dipotong pakai cuti-cuti untuk kepentingan politik yang tak ada kaitan sama sekali dengan rakyatnya.
Inilah Koran merupakan media cetak yang terbit di Kota Bandung sejak 10 November 2011. Lahir dengan mengusung semangat Jurnalisme Positif, Inilah Koran bertekad untuk mengembalikan peran dan fungsi media sebagai sarana informasi, edukasi dan inspirasi. Inilah Koran juga bertekad menjadi koran nasional yang terbit dari Bandung dengan tagline "Dari Bandung untuk Indonesia".
Anda tidak bisa membeli publikasi, melakukan pendaftaran melalui aplikasi, klaim vocuher melalui aplikasi. Pembelian, pendaftaran dan klaim vocuher dapat dilakukan melalui website.