Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

MUNDUR ketika “perang” perang sudah di depan mata adalah sikap pengecut dari seorang panglima. “Panglima teknis” Persib Bandung itu justru memilih hal tersebut.

Jumat (3/5) ini, Persib mengumumkan perpisahannya dengan Miljan Radovic, “panglima teknis” Maung Bandung itu. Radovic mundur karena ingin menuntaskan lisensi kepelatihan di negara asalnya, Montenegro.

Bayangkan, Radovic mundur hanya sehari sebelum Persib berhadapan dengan Borneo FC pada laga kedua perempat final Piala Indonesia. Pikirkan, sang pelatih hengkang ketika Kompetisi Liga 1 tinggal tersisa dalam hitungan hari.

Mengambil penyempurnaan sertifikasi kepelatihan adalah hak Radovic. Karena dia pelatih Persib, dipastikan petinggi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) mendukungnya. Tapi, tidak dalam waktu yang segenting ini.

Apa yang dilakukan petinggi PT PBB bisa dimaklumi. Mereka tak ingin Maung Bandung tanpa “panglima” di perjuangan awal Kompetisi Liga 1 ketika kekuatan belum terpetakan. Menyerahkan urusan teknis kepada asisten pelatih saat perjuangan baru dimulai, adalah tindakan konyol.

Sikap Radovic jelas mencerminkan perilaku yang tidak profesional. Sebagai pelatih, dia seorang pekerja. Pemberi kerjanya PT PBB. Dia tak hanya mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya kepada PT PBB, melainkan juga kepada bobotoh sebagai stakeholder Persib Bandung.

Semestinya, itu tidak dia lakukan. Terlebih lagi, dia paham betul Persib dan mengerti benar bobotoh. Ketika pertama kali datang ke Bandung, dia mengaku paham dengan bobotoh. Tetapi, di tengah jalan, justru di saat-saat penting seperti ini, dia seperti pura-pura tak tahu apa yang diinginkan Persib dari dirinya.

Bahwa sebagian bobotoh ada yang antipati terhadap dirinya, itu bukan soal. Semestinya, Radovic menjawabnya dengan menciptakan performa pasukannya yang mengesankan dan membungkan kritik yang dilayangkan sebagian bobotoh kepada dirinya. Bukan dengan lari dari tugas seperti yang tertera dalam kontrak kerjanya.

Tak ada pelatih yang memuaskan semua bobotoh. Tak banyak pelatih yang bisa memuaskan sebagian besar bobotoh. Tapi, Radovic akan dicatat sebagai pelatih mengecewakan hampir semua bobotoh, baik yang suka atau yang antipasi terhadap dirinya.

Mei 2019