Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Kamis, 13 Juni 2019
Gratis
Tantangan Utama Eka
Kabupaten Bekasi itu istimewa. Tapi, tingkat kemajuan warganya tak seistimewa luasan dan letak geografisnya. Mereka, kebanyakan, tenggelam di tengah industrialisasi daerah penyangga.
Bekasi mirip Betawi tempo doeloe. Tak hanya secara kultural, tapi juga di sektor-sektor lainnya. Posisinya vital. Industrialisasi merambah sawah dan kebunnya. Properti menyesaki lahannya.
Tapi, “warga pribumi” Kabupaten Bekasi, kebanyakan begitu-begitu saja. Secara kualitas hidup, mereka tak mengalami peningkatan berarti. Industrialisasi kurang mereka nikmati. Yang menikmati justru kalangan pendatang.
Banyak hal jadi penyebab. Selain kultur personal tak banyak berubah, tingkat kualitas kemampuan kebanyakan warganya juga kurang menopang. Kualitas sumber daya manusia tak meroket tajam menyambut peluang meningkatkan kehidupan di wilayah industri.
Siapa yang salah? Semuanya tentu. Salah satunya, ya pemerintahan. Kegagalan meningkatkan kualitas hidup warga adalah kegagalan pemerintahan.
Tantangan seperti itulah yang kini dihadapi Eka Supria Atmaja, yang akan meneruskan jabatan Bupati Bekasi, menggantikan Neneng Hasanah Yasin, hingga 2022 mendatang.
Eka menyadari itu. Karena itu, sektor pendidikan dan kesehatan, dua sektor penopang peningkatan kualitas SDM, akan dia genjot. Hanya, dia baru menyampaikan ambisinya seusai dilantik. Belum menjabarkan apa yang akan dia lakukan untuk itu.
Kualitas SDM yang kuat penting bagi Bekasi untuk menyongsong industrialisasi yang berada di pintu masuk teknologi 4.0. Eka perlu berjibaku untuk menyiapkan kualitas seperti itu. Jika tidak, Kabupaten Bekasi akan begitu-begitu saja. Jadi gula yang dikelilingi semut dari negeri tetangga, membuat ringkih semut di negeri sendiri.
Yang tak kalah penting, Eka mulai harus beberes-beres soal mentalitas aparatur sipil negara (ASN) setempat. Kasus Meikarta yang menyeret banyak pejabat Bekasi merupakan gambaran betapa integritas sebagian ASN masih rendah. Eka harus memberi contoh, memberi teladan, dengan integritas yang kuat, bukan malah terjebak dalam ketidakberesan itu, seperti yang terjadi pada pendahulunya.
Inilah Koran merupakan media cetak yang terbit di Kota Bandung sejak 10 November 2011. Lahir dengan mengusung semangat Jurnalisme Positif, Inilah Koran bertekad untuk mengembalikan peran dan fungsi media sebagai sarana informasi, edukasi dan inspirasi. Inilah Koran juga bertekad menjadi koran nasional yang terbit dari Bandung dengan tagline "Dari Bandung untuk Indonesia".
Anda tidak bisa membeli publikasi, melakukan pendaftaran melalui aplikasi, klaim voucher melalui aplikasi. Pembelian, pendaftaran dan klaim voucher dapat dilakukan melalui website.