Kalimat Imam Nahrawi saat berpamitan dengan pegawai Kementerian Pemuda dan Olahraga menarik disimak. “Semoga pengganti saya nanti lebih baik, bersih, lebih suci, dan lebih bisa menjaga perasaan,” katanya.
Sejatinya, Kemenpora itu tak butuh menteri yang amat suci, amat bersih. Dia hanya perlu menteri bersih, berintegritas, dan visioner. Itu sudah ditunjukkan pendahulu Imam, dari Abdul Gafur hingga Roy Suryo, kecuali Andi Mallarangeng.
Mereka selamat karena salah satu alasan yang kuat: berintegritas kuat. Demi integritas itu, sebagian...