Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Senin, 13 Januari 2020
Gratis
Menyigi Gerakan Literasi
DI antara sejumlah program Ridwan Kamil, bisa dipastikan satu yang tak menghadapi kendala berarti adalah soal literasi. Kenapa? Karena gerakan ini sudah sedemikian masif di Jawa Barat.
Sejak lama, gerakan literasi sudah tumbuh di Jawa Barat. Tanah Pasundan ini bahkan jadi percontohan bagi daerah-daerah lain dalam gerakan gemar membaca dan menulis ini.
Bahkan pada 2016 lalu, Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Harris Iskandar, menempatkan Jawa Barat sebagai daerah yang lebih unggul dalam gerakan literasi. Tahun itu, Jabar meluncurkan apa yang disebut sebagai West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Jabar pula yang menggelar kemah literasi setiap tahunnya.
Tetapi, memang, gerakan literasi tak boleh berhenti begitu saja. Tak hanya tak boleh berhenti, harus pula dimodifikasi dalam berbagai bentuk, menyesuaikan dengan kondisi zaman.
Ridwan Kamil, dalam hal ini, adalah mendorong gerakan literasi lebih efektif. Maka, dia yang suka membuat singkatan aneh-aneh ini pun meluncurkan sejumlah gerakan modifikasi literasi. Mulai dari Kotak Literasi Cerdas (Kolecer), Maca Dina Digital Library (Candil), Mari Kita Antar Jemput Buku dengan Kolaborasi (Makan Jengkol).
Apa yang dia lakukan sah-sah saja. Bahkan, patut diapresiasi sepanjang itu dimaksudkan untuk kemaslahatan masyarakat Jabar. Bukankah dengan gerakan literasi, gerakan mencerdaskan masyarakat, adalah sesuatu yang bermanfaat untuk Jawa Barat? Selain gerakan-gerakan “aneh” itu, dia juga bikin apresiasi bagi penggerak literasi. Misalnya, menghibahkan 24 motor baca untuk 24 kabupaten dan kota. Ini pun perlu diapresiasi.
Hanya saja, kita sarankan Emil untuk menyiapkan hadiah –termasuk motor baca—itu lebih banyak lagi. Sebab apa? Pahlawan-pahlawan literasi di Jawa Barat itu demikian banyak. Mereka semua penggerak istimewa. Baik guru maupun –terlebih-- pendidik nonformal.
Inilah Koran menjadi saksi betapa banyaknya pahlawan literasi itu melalui ajang Een Sukaesih Award yang digelar bersama Dinas Pendidikan Jawa Barat. Rata-rata adalah guru formal maupun tidak, yang tanpa pamrih bergerak untuk menghidupkan literasi di Jawa Barat.
Mereka adalah pejuang-pejuang istimewa. Pejuang-pejuang yang patut diapresiasi Emil dengan motor baca, karena sebagian di antaranya membuka ruang literasi di angkutan kota, di lapak-lapak di alun-alun, atau di gerobak tahu dagangannya, karena tak punya fasilitas. (*)
Inilah Koran merupakan media cetak yang terbit di Kota Bandung sejak 10 November 2011. Lahir dengan mengusung semangat Jurnalisme Positif, Inilah Koran bertekad untuk mengembalikan peran dan fungsi media sebagai sarana informasi, edukasi dan inspirasi. Inilah Koran juga bertekad menjadi koran nasional yang terbit dari Bandung dengan tagline "Dari Bandung untuk Indonesia".
Anda tidak bisa membeli publikasi, melakukan pendaftaran melalui aplikasi, klaim voucher melalui aplikasi. Pembelian, pendaftaran dan klaim voucher dapat dilakukan melalui website.