Rusak Gara-gara Harun
DI manakah Harun Masiku kini berada? Sampai dia bisa diketemukan, maka misteri tentang pria ini hanya akan membuat rugi banyak pihak. Layaknya semua pihak ikut membantu menghadirkan dan menyerahkan Harun Masiku ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sekarang, siapa yang diuntungkan dengan kaburnya Harun Masiku? Sebenarnya tidak ada. Masyarakat resah. KPK, Kementerian Hukum dan HAM, bahkan PDI Perjuangan pun rugi, karena pikiran liar publik terhadap misteri Harun Masuki ini ibarat bola liar.
Salah satu yang cukup terpukul saat ini adalah Kemenkumham dan KPK. Saat mereka menyatakan Harun berada di Singapura, dua hari sebelum operasi tanglap tangan, sebuah majalah melakukan investigasi dan menemukan indikasi Harun sebenarnya sudah berada di Indonesia. Betul, dia terbang ke Singapura pada 6 Januari lalu, tapi sehari kemudian dia sudah kembali.
Belakangan, istri Harun Masuki, Hilda, juga menyatakan Harun sudah berada di Indonesia pada 7 Januari –sama seperti investigasi Tempo. Hilda mendapat informasi dari komunukasi dengan Harun.
Bayangkan, jika betul-betul Harun sudah berada di Indonesia sejak 7 Januari itu, betapa dia telah mempermalukan banyak pihak. Dari Ditjen Imigrasi, Kemenkumham, hingga KPK. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga itu akan menurun mengingat betapa gampangnya sistem keimigrasian dijebol.
PDIP pun, partai yang tahun lalu mengusung Harun sebagai calon anggota legislatif, pun akan selalu berada dalam kerugian sepanjang pria itu belum dicokok. Isu-isu liar, semisalnya ada dugaan Harun sengaja disembunyikan, tidakkan memberi kesan negatif terhadap PDIP? Karena itu, PDIP pun, hemat kita, punya kewajiban moral untuk ikut menemukan Harun. Bagi PDIP, sebenarnya, lebih baik Harun secepatnya ditangani KPK ketimbang dibiarkan menjadi bola liar yang bisa memberi kesan negatif terhadap partai.
Kita meyakini, jika betul Harun sudah pulang pada 7 Januari, maka sebenarnya bukan perkara sulit bagi PDIP mengetahui keberadaannya. Kenapa? Karena PDIP memiliki begitu banyak kader di seantero negeri. Akan lebih baik ketimbang isu soal Harun ini dipelintir kanan-kiri yang pada akhirnya akan merugikan citra partai. (*)