Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Selasa, 21 Desember 2021
Gratis
Konsisten Tidak Konsisten
MENJELANG libur Natal dan Tahun Baru, satu hal kian menonjol ditunjukkan pemerintah. Apa itu? Konsistensi. Konsistensi apa? Konsisten untuk tidak konsisten.
Rencana demi rencana yang hendak diterapkan pemerintah, pada akhirnya batal. Ironis karena pembatalan terjadi di saat-saat terakhir. Pemerintah terlihat galau menghadapi situasi yang berkembang.
Pertama yang dibatalkan pemerintah adalah penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 secara merata di Indonesia. Pemerintah akhirnya menerapkan PPKM sesuai level riil yang ada pada setiap daerah.
Perubahan kebijakan yang menurut kita penuh risiko. Terutama karena virus Covid-19 varian Omicron akhirnya diketahui ternyata sudah hinggap di Tanah Air. Percayakah pemerintah pada ketaatan warga tanpa pembatasan yang ketat? Kita lihat saja buktinya nanti.
Perubahan kebijakan lain yang terjadi adalah pada sistem transportasi. Pemerintah batal menjalankan kebijakan ganjil genap di empat jalur tol yang biasa jadi pintu keluar masuk Ibu Kota.
Ini lebih ironis. Sebab, pembatalan baru diketahui publik justru pada hari pertama seharusnya regulasi itu berlangsung.
Pada 1 Desember lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan rencana itu di depan DPR. Regulasi ganjil genap di jalur Tol Tangerang-Merak, Bogor-Ciawi-Cigombong, Cikampek-Palimanan-Kanci, dan Cikampek-Padalarang-Cileunyi Jakarta itu harusnya berlaku mulai Senin (20/12).
Namanya yang menyampaikan rencana pejabat negara setingkat menteri, tentu publik percaya. Apalagi disampaikan di depan Komisi V DPR. Sulit rasanya membayangkan yang disampaikan seorang menteri hanya sesuatu yang sekelabat terlintas di benaknya. Pasti sudah direncanakan, dibahas, sebelumnya.
Tapi? Pemerintah kaget. Tiba-tiba media ramai memberitakan untuk mengingatkan masyarakat bahwa regulasi itu mulai berlaku Senin (20/12). Kuat dugaan kita, pemerintah kelabakan atas informasi tersebut. Sebab, ternyata regulasi itu urung dijalankan.
Dua hal yang kita kritik dari keputusan tersebut. Pertama, pemerintah tidak konsisten. Kedua, sistem komunikasi pemerintah amburadul. Bukankah jika rencana itu batal, pemerintah sudah seharusnya pemerintah mengkomunikasikan kepada publik jauh-jauh hari? Kita khawatir, konsisten untuk tidak konsisten ini akan membuat kepercayaan publik terhadap pemerintah akan luntur, kecuali pada lembaga-lembaga survei. Kekhawatiran kita yang lebih besar, adaya pelonggaran-pelonggaran seperti ini, akan membuar Omicron kian mengancam negeri ini. Semoga tidak. (*)
Inilah Koran merupakan media cetak yang terbit di Kota Bandung sejak 10 November 2011. Lahir dengan mengusung semangat Jurnalisme Positif, Inilah Koran bertekad untuk mengembalikan peran dan fungsi media sebagai sarana informasi, edukasi dan inspirasi. Inilah Koran juga bertekad menjadi koran nasional yang terbit dari Bandung dengan tagline "Dari Bandung untuk Indonesia".
Anda tidak bisa membeli publikasi, melakukan pendaftaran melalui aplikasi, klaim vocuher melalui aplikasi. Pembelian, pendaftaran dan klaim vocuher dapat dilakukan melalui website.