Berkaca dari Tangerang
SALAH satu kelemahan pemerintah sekarang adalah antisipasinya lemah. Termasuk soal Covid-19. Karena itu, banyak langkah-langkah yang terlihat tergopoh-gopoh.
Menjulangnya kembali kasus Covid-19, salah satunya, karena itu. Kemarin, kasus hariannya sudah mencapai 7.000. Padahal, perhitungan pemerintah dan ahli, gelombang ketiga Indonesia baru akan masuk Februari-Maret.
Salah satu salah antisipasi itu adalah melonggarkan liburan Natal dan Tahun Baru lalu. Boleh saja berkilah, liburan kan sudah lewat 3-4 minggu lalu. Harap dicatat, sejak kebijakan yang rada longgar itu, berdampak buruk pada pandangan masyarakat bahwa situasi sudah mulai aman.
Kini, kelemahan antisipasi itu, dan kita perhitungkan akan memunculkan langkah tergopoh-gopoh lainnya, adalah dengan tetap menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100%. Pemerintah berkilah, sebagian besar daerah masih PPKM Level 2.
Untung, tidak semua daerah berpandangan seperti itu. Pemerintah Kota Tangerang, misalnya, sejak Rabu (26/1), mengubah PTM menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk TK-PAUD sampai SMP. Demi keselamatan karena angka Covid-19 kembali meningkat, kata mereka.
Kita apresiasi langkah seperti Tangerang itu. Sebab, buat kita, keselamatan anak-anak tetap nomor satu. Jika kebijakan nasional tidak memungkinkan untuk itu, maka daerah memiliki kewajiban untuk mencari jalan lain. Bukan untuk gagah-gagahan, tapi semata demi keselamatan.
Kita berharap, langkah serupa pun bisa diambil pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat, terutama yang kini peningkatan kasusnya cukup tinggi. Seperti kita tahu, peningkatan kasus tertinggi di Indonesia setelah DKI Jakarta, adalah Jawa Barat. Itu adalah ancaman. Ancaman juga buat anak-anak kita di sekolah.
Kita sependapat dengan Ombudsman Perwakilan Jawa Barat, pemangku kepentingan sektor pendidikan, harus mempertimbangkan situasi yang tengah berjalan ini. Bagi Ombudsman, juga kita, tetap keselamatan siswa, guru, dan tenaga pendidik, adalah nomor satu.
Kita paham, SKB 4 menteri mengatur PTM Terbatas hanya dilakukan jika sebuah daerah PPKM Level 3. Tapi, kita ingatkan sekali lagi, salah satu kelemahan pemerintah adalah bagaimana mengantisipasi Covid-19 yang sering terlambat.
Pengalaman itu membuat kita ragu, kebijakan PTM 100% di tengah kasus yang kian meningkat, adalah hal yang tepat. Dalam dunia kesehatan dikenal jargon “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Maka, salah satu cara mencegah Covid-19 di kalangan anak-anak, adalah dengan mengevaluasi kembali apakah sekarang PTM 100% layak dilakukan atau tidak.***