Tampilkan di aplikasi

Virus zika menular melalui hubungan seksual?

Majalah Intisari - Edisi 642
3 Maret 2016

Majalah Intisari - Edisi 642
Intisari
Kasus mikrosefali di Brasil langsung membuat virus Zika ngehits. Pada Oktober 2015, Brasil mencatat, sebanyak 4.000 bayi mengalami mikrosefali. Jumlah ini meningkat drastis dari sebelumnya, pada 2010 hingga 2014, sebanyak 156 bayi mikrosefali dalam setahun. Bahkan, 68 kasus kematian pada bayi di Brasil diduga disebabkan oleh mikrosefali. Para ibu yang melahirkan bayi mikrosefali ternyata pernah ke dokter dengan keluhan yang sama dengan gejala virus Zika, yakni demam dan ruam di awal kehamilan mereka.

Namun, dugaan virus Zika sebagai penyebab bayi terlahir mikrosefali ditentang oleh sekelompok dokter di Argentina. Para dokter itu mencurigai racun larvasida yang sengaja dimasukan ke persediaan air di Brasil sebagai penyebab sesungguhnya. Hal tersebut dilakukan untuk menghentikan perkembangan jentik nyamuk pada tangki air minum di Brasil pada 2014. Larvasida diyakini dapat menyebabkan malformasi atau kelainan pada nyamuk.

Bahan kimia yang dikenal sebagai pyriproxyfen itu digunakan dalam program pemerintah untuk mengontrol populasi nyamuk di negara tersebut. “Malformasi terdeteksi pada ribuan anak dari ibu hamil yang tinggal di daerah di Brasil, yang sengaja menambahkan pyriproxyfen untuk air minum,” tulis salah seorang dokter di Crop- Sprayed Towns (PCST) dalam situs techtimes.com pada Februari 2016.

PCST mengatakan, Departemen Kesehatan Brasil telah menyuntikkan pyriproxyfen ke waduk di negara bagian Pernambuco, yang merupakan wilayah dengan jumlah nyamuk Aedes aegypti tertinggi. Setidaknya, terdapat 35% kasus mikrosefali di wilayah itu.

Kelompok dokter Argentina juga mengatakan, selama ini belum ditemukan bahwa wabah penyebaran virus Zika memiliki hubungan dengan kasus mikrosefali. “Di Kolombia, yang juga terkena penyebaran virus Zika tidak ditemukan adanya kasus mikrosefali yang dikaitkan dengan virus Zika,” kata kelompok itu.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI