Tampilkan di aplikasi

Ayo, pancing keluar minat & bakat anak

Majalah Intisari - Edisi 644
3 Mei 2016

Majalah Intisari - Edisi 644

Bisa dibilang, minat dan bakat anak ibarat harta karun yang terpendam. Layaknya mencari harta karun yang terpendam, kita butuh peta, rencana, dan usaha untuk menemukannya. Apalagi di zaman kreatif masa kini, orangtua jangan sampai ketinggalan.

Intisari
Jangan buru-buru memastikan bakat seorang anak hanya karena ia ‘terlihat’ menyukai suatu bidang. Orangtua harus sadar bahwa minat dan bakat di usia anak-anak cenderung berubah. Karena itu, butuh strategi biar orangtua tidak kecolongan. Salah mengenali minat dan bakat anak dapat menghambat proses aktualisasi dirinya.

Berhubung anak kecil belum mampu untuk mengenali dirinya sendiri, dibutuhkan peran orangtua untuk mengenali potensi terpendam si anak. Sayangnya, banyak dari kita yang menganggap intelligence quotient (IQ) sebagai patokan utama dalam menanggapi minat dan bakat anak. Padahal IQ bukanlah satu-satunya penentu masa depan dan kehidupan anak. Kecerdasan tak melulu soal intelegensi. Anak mungkin memiliki kecerdasan dalam bidang bahasa, logika, matematika, visual-spasial, kinestetik, naturalis, interpersonal, dan musikal. Jadi, jangan terpaku pada prestasi anak di sekolah saja. Itu keliru.

Berikan kesempatan untuk memilih Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, psikolog anak Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT-UI) menekankan pentingnya membuka kesempatan seluasluasnya bagi anak untuk mengenali berbagai bidang sebelum mereka menginjak masa pubertas. Sejak anak sudah mampu berinteraksi, orangtua dapat memberikan beragam stimulasi untuk melihat kecenderungan bakat anak tersebut. Misalnya untuk menstimulasi bakat anak dalam bidang musik, cobalah untuk memperkenalkan dan mengajari si kecil soal musik. Hal yang sama bisa berlaku untuk bidang lainnya.

Perlu proses panjang dalam menggali potensi anak. Yang terpenting, orangtua harus aktif untuk memperkenalkan beragam bidang tadi pada anak sejak dini. Setelah itu, baru lakukan proses observasi, yaitu memperhatikan kecenderungan minat anak dari semua paparan pilihan yang sudah diberikan tadi. Proses observasi ini, kata Vera, juga membutuhkan proses pengujian dari beberapa indikator. Pertama, aktivitas spesifi k mana yang sangat dinikmatinya.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI