Tampilkan di aplikasi

Meniti janjang kota Gadang, menikmati Ngarai Sianok

Majalah Intisari - Edisi 648
2 September 2016

Majalah Intisari - Edisi 648

Menikmati Ngarai Sianok tak hanya dari Taman Panorama. Cobalah dari Janjang Koto Gadang. Anda akan menemukan Ngarai Sianok yang berbeda. Pemandangannya lebih memukau. Tak heran kalau objek wisata ini pernah diganjar sebagai objek wisata terbaik dalam ajang Padang Tourism Award. / Foto : Ilham Pradipta M.

Intisari
Hari belum petang ketika saya hendak menuju Ngarai Sianok. Dari Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat, saya sampai di Kawasan Ngarai Sianok kurang dari lima menit. Ada sunset yang ingin saya kejar di sana. Ngarai Sianok terletak di perbatasan Kota Bukittinggi, di Kecamatan IV Kota, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Kita bisa menikmati keindahannya dari objek wisata Taman Panorama Ngarai Sianok. Lokasinya dekat dengan pusat kota, sehingga objek wisata ini ramai.

Taman Panorama memang menjadi jujukan wisatawan karena letaknya yang mudah diakses. Setelah memasuki gapura Taman Panorama, saya langsung menuju spot terbaik untuk berburu gambar. Yakni menara pengawas setinggi sepuluh meter. Dari tempat ini kita bisa melihat Ngarai Sianok seperti tanpa ujung. Menara ini bisa kita akses dengan berjalan kaki meyusur sisi belakang Taman Panorama.m Dari menara ini, di kejauhan sana terlihat sebuah lembah yang membentang sepanjang 15 km. Di kanan-kirinya berdiri gagah tebingtebing curam sedalam 100 meter. Menyusuri Bekas Jalan Bersejarah Janjang Koto Gadang masih tergolong kawasan wisata baru. Pertama kali dibangun pada tahun 2013.

Objek wisata ini merupakan jembatan tembok yang menghubungkan Agam dan Bukittinggi. Jadi, ada dua akses masuk. Bisa dari Bukittinggi seperti yang saya lakukan atau dari daerah Kabupaten Agam. Dahulu, Janjang Koto Gadang merupakan akses penduduk dari Koto Gadang menuju Kota Bukittinggi. Baik untuk menjual hasil pertanian, bersekolah, maupun ke kantor. Seiring ekonomi membaik sehingga penduduk Gadang banyak yang memiliki kendaraan bermotor, jalan ini terabaikan. Semak belukar pun memenuhi jalan yang, konon katanya, menjadi jalur menuju sekolah bagi tokoh-tokoh nasional di masa kecilnya. Seperti Agus Salim, Emil Salim, dan Rohana Kudus.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI