Tampilkan di aplikasi

Tidak ada yang gampang ihwal pengobatan

Majalah Intisari - Edisi 666
9 Maret 2018

Majalah Intisari - Edisi 666

Untuk menemukan obat, dunia medis melakukan pengujian yang komprehensif. / Foto : snowing _ Freepik

Intisari
Masyarakat sekarang dibikin bingung oleh banjirnya seliweran berbagai informasi, termasuk informasi pengobatan (dan penyembuhan atau healing). Kita meyakini sebagian informasi yang memenuhi media sosial sekarang ini cenderung bersifat menyesatkan. Bahwa seolah obat dan upaya mengobati itu dilihat sebagai yang betapa sederhana.

Seorang peserta seminar kesehatan bertanya, “Apakah benar bawang putih dicampur lemon, ditambah jamur hitam, dan wine, bisa merontokkan tumpukan lemak pada dinding pembuluh darah?” Buat orang awam tawaran semacam ini membingungkan. Tak jarang yang terpikat.

Tidak ada yang sederhana dalam pengobatan. Sebagian kita masih terkungkung oleh pandangan mitos, magis, dan takhayul. Juga dalam hal berobat dan pengobatan. Walau Kementerian Kesehatan RI sudah melarang penyiaran pengobatan alternatif di televisi dengan alasan menyesatkan, namun masih saja ada beberapa stasiun TV yang tetap siaran pengobatan alternatif.

Untuk menemukan obat, dunia medis perlu waktu puluhan tahun melalui berbagai uji, baik uji khasiat, uji toksikologi, dan klinis apakah tidak membahayakan tubuh manusia. Adakah bukti ilmiahnya, selain memang benar berkhasiat, apakah juga aman bagi tubuh. Berkhasiat saja tapi tidak aman, obat tidak boleh dipakai.

Bahkan yang yang tadinya sudah lolos uji, baru kemudian hari terkuak ada efek buruk setelah dipakai lama, obat ditarik dari peredaran. Pil CIBA contohnya, pil diare yang baru kemudian kedapatan merusak mata. Bisa dibayangkan kalau obat, pengobatan, dan penyembuhan alternatif, bahan berkhasiat belum sepenuhnya teruji efek jeleknya bagi tubuh.

Demikian pula dengan cara pengobatan atau penyembuhan. Selama bahan berkhasiat tidak mengandung racun berbahaya (alkaloida tertentu), dan cara pengobatan tidak mengganggu tubuh, bukan masalah bila ternyata tidak memberi khasiat.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI