Kecakapan digital menjadi keahlian paling dicari di seluruh dunia setidaknya 10 tahun lagi dari sekarang. Artinya, di dunia yang berbasis teknologi, kreativitas, dan internet, kemampuan-kemampuan yang bisa digantikan mesin pelan-pelan tak akan terpakai lagi. Walau beberapa bidang seperti sejarah, seni, dan budaya tidak akan banyak berubah.
Tidak terkecuali di Indonesia. Negara kita menurut riset Michael Page sebuah agensi tenaga kerja internasional, cukup cepat mengikuti arus tren dunia, khususnya dalam perekonomian. Contoh nyata bisa kita lihat dengan banyaknya perusahaan rintisan (start up) berbasis teknologi yang berdiri di Indonesia. Kita menduduki posisi ketiga setelah Amerika dan India soal menjamurnya perusahaan rintisan ini.
Katakanlah yang cukup dikenal masyarakat seperti Go-Jek, Tokopedia, Buka Lapak, Traveloka, dsb. Ribuan perusahaan serupa telah rilis di negeri kita saat ini. Belum lagi perusahaan internasio nal yang membuka cabangnya di sini. Peluang berkembangnya perusahaan semacam ini akan terbuka semakin luas di masa depan.
Era baru industri berbasis digital tengah melejit seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan segala hal yang cepat dan praktis. Ini menjadi tantangan masa kini, sekaligus juga menjadi kesempatan untuk mempersiapkan generasi kita agar siap bersaing di masa depan.
Buktinya sudah cukup jelas dengan berbagai kemudahan yang kita terima saat ini melalui internet dan aplikasi berbasis data. Ambil contoh, transportasi yang dulu hanya dapat diakses secara manual, kini telah digantikan transportasi daring. Perbankan kini diwarnai dengan berbagai inovasi di bidang jasa keuangan alias fi nancial technology (fi ntech).
