Tampilkan di aplikasi

Dirundung sepi walau tak sendiri

Majalah Intisari - Edisi 675
29 November 2018

Majalah Intisari - Edisi 675

Perasaan terluka dan ditolak juga bisa menjadi dasar orang merasa tidak layak ditemani. / Foto : Antonio Guillem_123RF

Intisari
Ada yang tidak pernah merasa sepi? Sepertinya tidak. Semua orang pernah mengalami pengalaman kesepian. Terbukti melalui catatan jurnal The National Center for Biotechnology Information AS. Menurut penelitian Louise C. Hawkley, Ph.D dan John T. Cacioppo, Ph.D 2013 ini, 80% orang berusia di bawah 18 tahun dan 40% orang berusia di atas 65 tahun mengalami kesepian dalam waktu-waktu tertentu.

Pada usia dewasa menengah, level rasa sepi tidak sekuat usiausia yang disebutkan tadi, tetapi tetap saja pernah mengalami kesepian. Tentu saja kita sudah paham bahwa kesepian tidak sama dengan kesendirian. Sendiri bukan berarti merasa sepi dan sepi juga bukan berarti sendiri. Kesepian diartikan sebagai perasaan terputus dari berbagai hubungan dalam kehidupan sosial.

Dalam kenyataannya ada orang yang hidup sendirian tetapi tidak merasa sepi dan sebaliknya orang yang memiliki kehidupan sosial yang luas justru merasa kesepian. Jadi, kesepian ini sebetulnya tidak tergantung pada orang atau lingkungan, tetapi sebuah perasaan sepi yang memunculkan situasi menyedihkan disertai keinginan agar kebutuhan sosialnya yang tadi terputus menjadi terpenuhi.

Ketidakpuasan terhadap hubungan personal dengan orang lain akhirnya menimbulkan perasaan sendiri dan terkucilkan. Sedangkan manusia sebetulnya membutuhkan harapan dan kepuasan dari hubungan dengan sesama.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI