Tampilkan di aplikasi

Panen nutrisi dan rezeki dari surplus panen dan buah-sayur “jelek”

Majalah Intisari - Edisi 697
5 Oktober 2020

Majalah Intisari - Edisi 697

Memilih buah yang ”cantik” saja membuat 40% hasil panen yang visualnya agak berbeda terbuang. / Foto : ELISA_UNSPLASH

Intisari
Panen Abnormal dan Tanipanen menyiasati praktik pertanian berkelanjutan. Mereka menggandeng petani, startup, hingga e-commerce. Buah-sayur bertampilan kurang mulus dan ribuan kilogram surplus panen pun tak terbuang percuma. Buah dan sayuran dengan bentuk tidak sempurna kerap kali tidak lolos kurasi lantai penjualan retail, tos- erba, juga pasar. Yang tidak lolos kurasi ini, biasanya kulitnya berkarat alias ada sisa getah saat dipetik, ada bintik-bintik, bentuk yang lebih kecil dan miring kanan kiri, atau tidak berbentuk seperti buah-buahan umumnya.

Contoh, wortel berujung dua, atau apel yang besar di satu sisi. Pembeli sendiri cenderung memilih buah yang bentuknya “normal” dan bagus, berkulit mulus, dan minim cacat. Praktik ini rupanya menjadi penyumbang 40% dari 1,3 miliar ton makanan terbuang per tahunnya di seluruh dunia menurut data Food and Agriculture Organization (FAO). Indonesia sendiri menjadi negara kedua terbesar pembuang makanan di dunia setelah Arab Saudi, berdasar data Barilla Center for Food & Nutrition 2016.

Beberapa tahun belakangan, beberapa koki dan startup di penjuru dunia mencoba merespons permasalahan yang berimbas pada lingkungan dan lebih besar, masalah kesejahteraan ini. Kampanye dan pergerakan untuk mengonsumsi buah dan sayur berfi sik di bawah standar retail dihelat koki dan para pegiat di sektor makanan dan agrikultur.

Pergerakan ini sebagian berbasis nonprofi t, ada juga yang berbasis bisnis. Beberapa upaya pun datang dari Indonesia, dengan nama Panen Abnormal dan Tani Panen. Laurentia Mellynda, Co-Founder Panen Abnormal, menuturkan, bisnisnya pada dasarnya menjual dan memanfaatkan buah dan sayur yang secara fisik tidak mulus dan kerap tidak lolos kurasi untuk dijual di toko-toko sekitar Jabodetabek.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI