Tampilkan di aplikasi

Minum jamu yang mentradisi

Majalah Intisari - Edisi 740
30 April 2024

Majalah Intisari - Edisi 740

Ternyata pengetahuan manusia tentang tanaman yang bisa mengobati penyakit diperoleh dari binatang. Dengan daya pikirnya, obat alami ini dikembangkan menjadi jamu modern. Maka, tradisi minum jamu juga berkembang seiring dengan perkembangan jamu itu sendiri.

Intisari
Begitu perut rasanya mulas, perih, kembung disertai mual, biasanya kita segera mencari-cari obat mag di kotak obat di rumah. Kalau satu-dua hari penyakit tidak sembuh juga, kita segera ke dokter supaya segera diketahui penyebab penyakit yang sebenarnya dan mendapat resep obat yang ampuh. Jika tidak ada yang luar biasa, penyakit biasanya segera sembuh. Itu gambaran manusia modern saat ini sewaktu diserang penyakit.

Sekarang mari kita mundur ke belakang, ke masa nenek-nenek moyang kita dulu. Pasti mereka tidak berbuat seperti apa yang kita lakukan sekarang. Untuk mempertahankan hidup, mereka akan mencari bahan di alam yang, menurut pengalaman mereka, bisa menyembuhkan penyakit yang sedang diderita. Benar-benar langsung dari alam.

Salah satu buktinya bisa dilihat pada relief Candi Borobudur (tahun 772 Masehi) yang memperlihatkan tumbuhan obat, yang sampai saat ini masih juga dimanfaatkan sebagai obat alami. Relief serupa juga terukir di beberapa bagian dinding Candi Prambanan, Penataran, dan Tegalwangi.

Pengetahuan soal khasiat tumbuhan ini mereka peroleh melalui proses sangat panjang dan dengan berbagai cara. Misalnya, mengikuti insting yang mereka miliki. Pengetahuan itu mungkin pula diperoleh setelah melihat tingkah laku binatang.

Umpamanya, setelah melihat rusa yang secara intuitif menggosokgosokkan luka di tubuhnya pada suatu tumbuhan, dan ternyata luka itu mengering dengan cepat. Dari sana nenek moyang kita lantas mengambil kesimpulan, tumbuhan yang sama juga bisa menyembuhkan luka mereka.

Pengalaman baik dan buruk yang dirasakan orang lain mungkin pula memberi pelajaran soal tumbuhan obat. Pengalaman itu akan semakin diyakini setelah mereka mencobanya sendiri. Bisa pula, pengetahuan soal tumbuhan yang berkhasiat obat mereka ketahui dari tanda-tanda pengenal yang diperlihatkan si tumbuhan.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI