Pantai Karangsong di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kini menjadi pantai yang rimbun. Lebih dari 5.000 burung dari aneka jenis setap hari bercengkrama dengan manis di hutan mangrove Karangsong. Sebuah pantai dengan ombak yang tenang juga terbentuk dan semakin mempercantk kawasan hutan mangrove Karangsong. Padahal, satu dasawarsa silam, Karangsong adalah pantai yang gersang dengan tngkat abrasi tnggi.
Pada 2008 lalu, tngkat abrasi di Karangsong bahkan sudah hampir menyentuh bibir Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang jaraknya lumayan jauh dari bibir pantai. Satu ekor burung laut pun enggan singgah. Apalagi ketka itu, Karangsong dan sejumlah pantai lainnya di Indramayu, terpapar cemaran minyak yang tumpah dari sebuah kapal tanker milik PT Pertamina. Karangsong menjadi area yang rusak dan sama sekali tak elok dipandang mata.
Sebagai bentuk tanggung jawab, maka PT Pertamina RU VI Balogan melakukan pembersihan area dari ceceran minyak yang dilanjutkan dengan rehabilitasi pantai dan penanaman vegetasi pantai (mangrove) di daerah Karasong secara konsisten dan berkelanjutan. Gayung bersambut. Penduduk setempat menyambut hangat gerakan penanaman pohon mangrove oleh Pertamina RU VI Balongan di Karangsong.
Sekitar 15 ribu pohon mangrove ditanam di sana. Jumlahnya terus bertambah di tahun-tahun kemudian. Tambaktambak pun dibangun di sekitar hutan konservasi mangrove tersebut. Belasan ribu mangrove yang ditanam mulai tumbuh dan meninggi. Burung-burung aneka spesies dan satwa-satwa pantai lainnya, mulai berdatangan dan menjadikan hutan mangrove Karangsong yang baru tumbuh itu sebagai rumah atau habitat mereka. Pemandangan gersang berubah menjadi hijau. Abrasi tak lagi terjadi.
Pada 2014, trek yang terbuat dari anyaman bambu, didirikan Pertamina Balongan sepanjangPANTAI Karangsong di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kini menjadi pantai yang rimbun. Lebih dari 5.000 burung dari aneka jenis setap hari bercengkrama dengan manis di hutan mangrove Karangsong. Sebuah pantai dengan ombak yang tenang juga terbentuk dan semakin mempercantk kawasan hutan mangrove Karangsong.
Padahal, satu dasawarsa silam, Karangsong adalah pantai yang gersang dengan tngkat abrasi tnggi. Pada 2008 lalu, tngkat abrasi di Karangsong bahkan sudah hampir menyentuh bibir Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang jaraknya lumayan jauh dari bibir pantai. Satu ekor burung laut pun enggan singgah. Apalagi ketka itu, Karangsong dan sejumlah pantai lainnya di Indramayu, terpapar cemaran minyak yang tumpah dari sebuah kapal tanker milik PT Pertamina.
Karangsong menjadi area yang rusak dan sama sekali tak elok dipandang mata. Sebagai bentuk tanggung jawab, maka PT Pertamina RU VI Balogan melakukan pembersihan area dari ceceran minyak yang dilanjutkan dengan rehabilitasi pantai dan penanaman vegetasi pantai (mangrove) di daerah Karasong secara konsisten dan berkelanjutan. Gayung bersambut.
Penduduk setempat menyambut hangat gerakan penanaman pohon mangrove oleh Pertamina RU VI Balongan di Karangsong. Sekitar 15 ribu pohon mangrove ditanam di sana. Jumlahnya terus bertambah di tahun-tahun kemudian. Tambaktambak pun dibangun di sekitar hutan konservasi mangrove tersebut. Belasan ribu mangrove yang ditanam mulai tumbuh dan meninggi.
Burung-burung aneka spesies dan satwa-satwa pantai lainnya, mulai berdatangan dan menjadikan hutan mangrove Karangsong yang baru tumbuh itu sebagai rumah atau habitat mereka. Pemandangan gersang berubah menjadi hijau. Abrasi tak lagi terjadi. Pada 2014, trek yang terbuat dari anyaman bambu, didirikan Pertamina Balongan sepanjang 1,4 km. Sejumlah fasilitas pun dibangun.
Karangsong yang gersang tba-tba menjadi destnasi wisata baru di Kab Indramayu. Lebih dari 80.000 wisatawan mendatangi Karangsong setap tahunnya. Kelompok pemuda yang menjadi pengelola kawasan ekowisata Mangrove Karangsong pun mendulang rupiah tak kurang dari Rp1 miliar setahunnya. Puluhan jenis mangrove yang tumbuh rimbun di Karangsong, menginspirasi kelompok pemuda lainnya untuk melakukan aneka olahan mangrove.
Pertamina RU VI Balongan memfasilitasinya dengan membangun Rumah Berdikari. Ada kecap, kopi, dodol, sirup, kerupuk, peyek, bakso, kue bolu, pakan ikan, obat-obatan, hingga kosmetka. Semuanya terbuat dari mangrove, all about mangrove! Bencana lingkungan yang terjadi di Karangsong pada 2008, kini telah berubah menjadi berkah yang mendapatkan begitu banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Habis bencana, terbitlah berkah.
Perubahan dramats sekaligus eksots yang terjadi di Karangsong, menjadi alasan kuat bagi ISafety untuk mengangkatnya sebagai tema Liputan Utama edisi Februari 2018. Dalam liputan ini, kami terjun langsung ke Indramayu dan tentu saja sejumlah narasumber yang terlibat dalam ‘Keajaiban Karangsong’ kami wawancarai. Selain Keajaiban Karangsong, sejumlah artkel menarik lainnya juga tetap kami sajikan bagi Anda, pembaca yang kami muliakan.
Hasanuddin - Chief Editor