UPAYA PT Pertamina (Persero) menuju perusahaan kelas dunia (world class company) sebagaimana visi Pertamina, memang bukan perkara mudah. Banyak parameter yang harus dicapai, dan salah satunya adalah persoalan lingkungan.
Sebagaimana dikatakan Sesditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sigit Reliantoro, untuk bisa menjadi perusahaan kelas dunia maka hal utama yang penting dilakukan adalah persoalan lingkungan.
“Untuk menuju perusahaan kelas dunia, maka perusahaan itu harus memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap pengelolaan lingkungan. Sebab, aspek yang selalu ditanya pertama kali adalah masalah lingkungan. Seberapa besar perusahaan itu peduli akan lingkungannya sehingga tidak menjadi penyebab timbulnya aneka pencemaran dan juga peduli akan lingkungan masyarakat di sekitarnya,” kata Sigit Reliantoro kepada ISafety di Raja Ampat, Papua, Rabu (28/3/2018).
Guna menuju perusahaan kelas dunia, Pertamina sudah jauhjauh hari melakukan berbagai upaya. Di Direktorat Pengolahan sendiri setidaknya ada delapan prioritas menuju kilang Migas berkelas dunia. Salah satunya adalah meraih tujuh Proper Emas di tahun 2020. Artinya, seluruh RU di Direktorat Pengolahan, harus meraih predikat Proper Emas di tahun tersebut.
Lantas, bagaimana peta raihan Proper di tujuh RU tersebut? Hingga tahun 2017, baru satu RU yang meraih Proper Emas yaitu RU VI Balongan. Selebihnya Proper Hijau di lima RU (Dumai, Sei Pakning, Plaju, Cilacap, dan Kasim) dan satu Proper Biru (Balikpapan).
