Tampilkan di aplikasi

Karena jangkar, 5 nelayan meninggal dan satu ekor pesut mati

Majalah ISAFETY - Edisi 04/18
20 April 2018

Majalah ISAFETY - Edisi 04/18

Lima nelayan ditemukan meninggal, satu ekor pesut mati, tiga kapal terbakar, dan ekosistem laut berpotensi mengalami kerusakan.

ISAFETY
SABTU (31/3/2018) dinihari, Muhajirin menicum bau minyak yang menusuk hidung. Bau minyak itu memaksanya turun dari peraduan. Warga Kampung Baru, Balikpapan ini ke luar rumah dan memeriksa situasi di sekitar lingkungan rumahnya, apakah ada kebakaran atau ledakan bensin.

Tapi Muhajirin tak menemukan ada rumah warga yang kebakaran atau ledakan bensin. “Sejak pukul 03.00 dini hari, saya mencium bau minyak. Betulbetul menyengat, ibarat mendekatkan hidung ke bensin. Tapi ini, lebih tajam. Saya terbangun dan keliling rumah, memeriksa apakah ada kebakaran atau ledakan bensin,” kata Muhajirin.

Di tempat lain, Rusmadin juga mencium bau minyak yang serupa, di Jenebora, Penajam Paser Utara (PPU) yang berlokasi berjauhan dengan Kampung Baru. “Bau minyaknya menusuk hidung. Saya keluar rumah, tetapi kondisi di Penajam baik-baik saja. Saya menduga pasti ada masalah di laut,” kata Rusmadin.

Saat pagi, kata Rusmadin, semua media sosial heboh dengan aroma minyak itu. Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 11.00 Wita, tiba-tiba api berkobar hebat di tengah laut Teluk Balikpapan disertai asap hitam pekat yang membubung tinggi ke langit. Warga yang bermukim di sekitar Teluk Balikpapan panik.

Mereka takut kebakaran itu membesar dan meluas hingga mengenai kilang minyak milik Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan. Satu jam kemudian, kobaran api itu berhasil dipadamkan oleh tim pemadam kebakaran dari Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan. “Kami langsung sigap, mengingat posisi kebakaran tidak jauh dari objek vital.
Majalah ISAFETY di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI