Tampilkan di aplikasi

Bahasa dan budaya etnik Kao di era globalisasi: Tinjauan filsafat manusia

Majalah Jendela - Edisi 31/Desember 2018
14 Februari 2019

Majalah Jendela - Edisi 31/Desember 2018

Pelestarian bahasa adalah upaya untuk memelihara sistem kebahasaan yang digunakan oleh komunitas atau kelompok masyarakat yang diyakini akan dapat memenuhi harapanharapan warga masyarakat tersebut.

Jendela
Data dalam Ethnologue: Languages of The World (Lewis, 2009) menyebutkan bahasa etnik Indonesia berjumlah 726. Jumlah itu terbagi dalam dua rumpun yaitu rumpun Austronesia dan Non-Austronesia. Sebagian besar rumpun Non-Austronesia berada di wilayah Indonesia Timur, antara lain Maluku, Halmahera, Papua dan Nusa Tenggara Timur. Di antara bahasabahasa yang hidup di wilayah tersebut terdapat bahasa Kao.

Mengacu pada Grenoble dan Whaley (2006) bahasa Kao dikategorikan sebagai bahasa dalam tingkat moribund (sakit parah atau terancam punah). Dalam Bagan 1, bahasa Kao termasuk dalam phylum Papua Barat bersama bahasa-bahasa etnik lainnya di Halmahera Utara seperti bahasa Gamkonora, Pagu, Ibu, Modole, dan lainnya.

Sejak Republik Indonesia berdiri, negara telah memberi hak kepada setiap warga negara untuk senantiasa memelihara dan mempertahankan bahasa daerahnya yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 32 ayat 2. Kajian kali ini bertujuan untuk menemukan alasan komunitas Kao yang hingga kini melestarikan kebudayaan tradisional mereka di tengah budaya global dan kondisi bahasanya yang terancam punah.

Studi dokumentasi ini berupa data pustaka dan dokumen wawancara dengan informan yang pernah dilakukan sebelumnya yang kemudian ditata, dideskripsikan, dan dipahami dengan metode hermeneutika. Hasilnya menunjukkan bahwa kebudayaan tradisional Kao masih kuat dikarenakan nilai-nilai, pikiranpikiran maupun pandangan hidup yang bersumber pada religi dan agama Islam masih menjadi orientasi atau dasar bagi cara mereka bereksistensi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kerangka memberi makna pada kehidupannya.
Majalah Jendela di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI