Tampilkan di aplikasi

Pejurnas Speed Off-Road Putaran 3, 2018, perang generasi dua

Majalah JIP - Edisi 200
4 Desember 2018

Majalah JIP - Edisi 200

Hebohnya penggunaan mesin K24 ini diawali oleh keikutsertaan Arief Indiarto di kelas G3.2 yang menanam mesin tersebut di Jeep Cherokee. / Foto : Randy

JIP
Para peserta speed offroad sudah paham kalau grup 4 merupakan kelas ‘neraka’. Selisih waktu antar peserta terbilang sangat rapat. Tanpa disadari, kelas ‘neraka’ akan bertambah lagi, yakni grup 3.

Pada grup ini diisi oleh mobil-mobil dengan mesin berkapasitas 1.600 cc-2.500 cc. Cikal bakal ‘neraka’ kedua ini sudah terlihat di ajang kejurnas speed off-road putaran 3 di Tembong, Serang, Banten (27- 28/10).

BEDA ALASAN

Bisa disebut demikian, karena perlahan-lahan para peserta mulai beralih ke pilihan mesin. Jika sebe lumnya, ‘pertandingan’ mesin antara Suzuki 1.600 cc dengan Toyota 1.600 cc dan Toyota 2.000 cc. Kini sudah mulai bertambah dengan mesin Honda 2.400 cc yang diwakili oleh K24. Mesin Honda K24 berkapasitas 2.400 cc ini biasanya terpasang di Honda Accord dan juga Honda CR-V. Keandalan dan performa mesin ini memang sudah dikenal.

Hebohnya penggunaan mesin K24 ini diawali oleh keikutsertaan Arief Indiarto di kelas G3.2 yang menanam mesin tersebut di Jeep Cherokee. Beberapa kali sempat fight dan berkejaran waktu serta posisi dengan Irman Hasstex yang menggunakan Suzuki Jimny tubular bermesin Toyota 3S-GE. Pada event putaran 3 tersebut, pengguna K24 terus bertambah.

Tercatat ada Arief Indiarto (Jeep Cherokee), Adi Indiarto (Jeep Cherokee), Fawaz Salim (Honda HR-V tubular), Alpian Piuk (Suzuki Vitara tubular) dan beberapa peserta lainnya. Secara total, ada sekitar 6-7 peserta yang mengandalkan mesin tersebut.
Majalah JIP di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI