Ada satu kalimat menohok yang dilontarkan ibu Dian Siswarini, CEO PT. XL Axiata, saat saya bertemu dengannya. Ketika saya menanyakan tentang bagaimana dia menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan. “Ini pertanyaan yang selalu ditanyakan kepada leader perempuan. Saya heran kenapa leader lelaki tidak ditanyakan hal seperti ini. Padahal mengurus keluarga juga sebenarnya tanggung jawab lelaki. Ini membuktikan bahwa tekanan terhadap perempuan lebih tinggi,” jawab ibu Dian.
Kegusaran ibu Dian ini banyak dialami oleh perempuan saat dewasa. Mungkin sebagian di antara mereka adalah perempuanperempuan yang kamu kenal, seperti ibu, tante atau kakak. Masih banyak masyarakat yang memiliki pemisahan peran yang kaku antara perempuan dan lelaki dalam sebuah keluarga. Padahal sebenarnya tugas-tugas dalam keluarga tersebut adalah hal yang bisa diatur sedemikian rupa. Memasak, menggendong adik bayi, membersihkan rumah adalah tugas yang bisa dilakukan lelaki. Yang enggak bisa dilakukan adalah hal yang bersifat kodrat atau sesuatu yang sudah terberi dan tidak bisa diubah. Contoh, menyusui adik bayi langsung dari payudara. Pemisahan peran yang kaku ini adalah akibat dari konstruksi sosial atas realitas. Istilah ini berarti ketika tindakan dan interaksi individu atau sekelompok individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Contoh, masyarakat sudah terbiasa melihat ibu bertugas memasak, maka dianggap semua ibu harus memasak. Sama seperti ketika kita sudah terbiasa dengan anggapan bahwa jadi perempuan itu harus bersikap manis dan lemah lembut, maka semua orang menganggap tipe perempuan seperti itu yang benar.
Ini namanya konstruksi sosial. Padahal perempuan juga bisa ceplas ceplos, tomboy, suka olahraga, enggak suka masak dan jago memimpin. Itu semua tidak mengurangi nilainya sebagai seorang perempuan atau manusia. Dalam edisi anniversary ke-46 ini, kaWanku ingin merayakan menjadi #cewekbanget dengan representasi para cewek pemimpin yang telah berhasil. Ada profil empat perempuan CEO yang memimpin perusahaan ternama untuk kita jadikan inspirasi. Mereka yang berhasil mendobrak konstruksi sosial yang diciptakan masyarakat. Gambar #CewekBanget yang saya buat merupakan kerisauan terhadap konstruksi sosial yang membelenggu perempuan. Saya berharap sejak remaja kita tahu pentingnya persamaan gender antara cowok dan cewek. Cowok dan cewek adalah partner, jadi proporsi yang sepatutnya adalah 50/50, yin dan yang, saling melengkapi, tidak ada yang lebih tinggi dari yang lain. Hak perempuan atas tubuh juga harus dihormati oleh lelaki. No means no. Pakai baju seksi bukan berarti bisa dilecehkan. Di masa depan saya juga merasa dunia akan lebih semarak bila cewek mengenali kekuatannya yang #CewekBanget.