Tampilkan di aplikasi

WhatsApp. Kecanduan memakai WhatsApp bisa mengganggu kesehatan

Majalah Matra - Edisi 0218
6 Februari 2018

Majalah Matra - Edisi 0218

Kecanduan memakai layanan messaging seperti WhatsApp ternyata bisa mengganggu kesehatan.

Matra
Sang dokter awalnya menerima seorang pasien yang mengeluh kedua pergelangan tangannya sakit. Setelah ditelusuri, dokter Fernandez menemukan bahwa sang pasien sebelumnya gila-gilaan menggunakan WhatsApp selama 6 jam. Pasien tersebut berusia 34 tahun dan sedang hamil. Dia tidak melakukan aktivitas berat sebelumnya.

Maka disimpulkan bahwa terlalu lama mengakses WhatsApp menjadi penyebab rasa sakitnya, yang dijuluki sebagai WhatsAppitis. “Dia memegang ponselnya yang seberat 130 gram selama sekurangnya 6 jam. Dalam waktu selama itu, dia membuat gerakan yang terus menerus dengan kedua jempolnya untuk mengirim pesan,” sebut sang dokter yang dikutip detikINET dari DailyMail, Jumat (28/3/2014).

“Diagnosis untuk rasa sakit di kedua pergelangan tangan itu adalah WhatsAppitis,” lanjut dokter Fernandez. Sang pasien pun diberi obat pereda rasa sakit dan juga dilarang memakai ponsel untuk sementara. Rasa sakit yang timbul akibat pemakaian ponsel yang berlebihan sebenarnya sudah muncul sejak dulu. Ketika BlackBerry di puncak popularitasnya, pernah ada istilah Blackberry thumb untuk rasa sakit di jempol karena terlalu banyak menekan keyboard ponsel.

Jan Koum sedang gembira. Layanan messaging WhatsApp yang ia dirikan bersama sahabatnya, Brian Acton, telah dibeli dengan harga selangit oleh Facebook. WhatsApp dijual USD 19 miliar atau di kisaran Rp 209 triliun. Perjuangannya dari nol telah membuahkan sukses luar biasa. Kini ia kaya raya dan masuk dewan pimpinan Facebook. Ya, Jan Koum harus susah payah dahulu sebelum merengguk manisnya kejayaan.
Majalah Matra di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI