Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perombakan kabinet mungkin saja dilakukan. Namun, ia mengingatkan bahwa keputusan ini tetap mempertimbangkan kepentingan jalannya pemerintahan dan ‘plus-minus’ di baliknya. Apalagi, periode kerja Kabinet Kerja tinggal menghitung bulan sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024. “Apa itu reshuffle?,” Jokowi bertanya balik, ketika disinggung mengenai sinyal akan melakukan kocok ulang (reshuffle) jajaran menterinya.
Info yang diterima Matra, reshuffle akan dilakukan dalam waktu dekat, yaitu pasca Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada 22 Mei mendatang atau setelah Hari Raya Idul Fitri awal Juni nanti. Meski masa kerja Kabinet Kerja hanya tinggal lima bulan lagi, Jokowi kabarnya tetap akan mengganti beberapa Menteri karena sejumlah alasan dan pertimbangan. Sinyal perombakan kabinet diungkapkan sendiri oleh Jokowi.
“Susunan kabinet, kan, baru Oktober,” ujar Jokowi kepada S.S Budi Raharjo dari majalah Matra. Akan tetapi, karena beberapa faktor. “Ya, kita lihat sebentar lagi,” ujar Presiden menegaskan namun dengan teka-teki. Alasan ini, menurut sumber Matra, mulai dari beberapa menteri yang terancam kasus hukum, hasil Pilpres yang tidak terlalu menggembirakan kubu Jokowi, penilaian kinerja hingga pertimbangan strategis pembentukan kabinet baru pasca-pelantikan presiden terpilih Oktober mendatang.
Sebagai informasi, ketiga menteri yang saat ini terseret kasus korupsi adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ini masih disidik terkait kasus dugaan gratifikasi dengan tersangka anggota DPR RI Bowo Sidik Pangarso.
