Program unggulan kabinet kerja yakni Indonesia Pintar untuk memperluas akses peserta didik agar mendapatkan pendidikan, baik secara formal atau pun nonformal. Selama empat tahun terakhir, data menyebutkan tahun 2015, pada tingkat SD terdapat 10,8 juta anak yang menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Sedangkan, pada 2016 bertambah menjadi 10,9 juta. Kemudian pada 2017, berubah menjadi 10,4 juta. Sementara, pada 2018 ada sebanyak 7 juta penerima. Dalam mencapai capaian pendidikan dan kebudayaan di Indonesia, rujukan pada Nawa Cita telah tertuang pada RPJMN 2015-2019 dan sesuai amanat Presiden Joko Widodo, yaitu “Membangun dari Pinggiran”, Kemendikbud memiliki program Sekolah Garis Depan (SGD) dan Guru Garis Depan (GGD) di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3 T).
Sekolah Garis Depan adalah perwujudan Nawa Cita ke-3 dengan pembangunan sekolah di daerah 3T. Sejak tahun 2016 tercatat pemerintah telah membangun 114 SGD yang tersebar di 49 kabupaten/kota. Sementara, program GGD merupakan pengiriman guru ke daerah 3T sebagai salah satu upaya pemerataan distribusi guru bertugas membangun sumber daya manusia (SDM) yang tersebar di daerah tertinggal di ujung negeri. Sejak digulirkan pada 2015 silam, tercatat 7.093 guru yang telah dikirim ke garis depan negara.
Hingga kini, terdapat 6.296 guru yang tersebar di 93 kabupaten seluruh Indonesia. Bantuan alat juga diberikan merata. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu, mudah diakses, dan terjangkau bagi semua, diberikan pula berbagai bantuan berupa perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada 70 sekolah di daerah 3 T.
