Tampilkan di aplikasi

Skolari: Sharing and caring

Majalah Mens Obsession - Edisi 188
24 September 2019

Majalah Mens Obsession - Edisi 188

It’s not about ideas. It’s about making ideas happens. Atas dasar khidmat, pelayanan dan keinginan membantu sesama, Skolari-Sekolah Lari didirikan. Sekolah ini adalah bagian dari masyarakat dan Indonesia dalam bentuk edukasi olahraga lari.

Mens Obsession
Lari telah menjadi lifestyle, terlebih bagi kaum urban. Maka tak ayal, ajang perlombaannya pun menjamur di mana-mana. Meski dianggap olahraga yang paling sederhana, tetapi berlari tidak bisa diremehkan. Pasalnya, jika persiapan tidak matang, bukan sehat yang didapat, para pelari bisa mengalami cidera.

Kerisauan tersebutlah yang menggerakkan empat orang sahabat, yakni Rinaldi Usman, Adrie Soetopo, Mamo Arief Sudarmono, dan Riski Sinar Respati untuk membidani lahirnya Skolari atau Sekolah Lari. “Banyak orang kalau lari masih ngasal, tetapi mereka berani ikutan race lari.

Padahal, enggak tahu cara berlari yang benar. Termasuk saya dan teman-teman dulu. Setelah race, selama minggu kami istirahat, sakit. Kenapa? Karena kami enggak tahu cara lari, tapi ingin lari,” ungkap Rinaldi. Lebih lanjut pria kelahiran 9 September 1969 ini menuturkan, nama Skolari terinspirasi dari Sokola Rimba yang diprakarsai Butet Manurung. Sokola Rimba adalah sekolah yang dibangun untuk Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Jambi.

Apa yang dilakukan Butet diakui Rinaldi sebagai pengabdian. Ini pulalah yang menginspirasi Skolari turut mengabdi kepada masyarakat dalam bentuk edukasi olahraga lari. “Skolari bukanlah komunitas, melainkan sebuah gerakan atau movement. Di sini, siapapun bisa bergabung. Banyak skolarist (red. Sebutan bagi anggota Skolari) berasal dari beragam komunitas. Mulai dari usia 16 sampai 80-an tahun. Skolari adalah rumah buat semua,” ungkap Rinaldi.
Majalah Mens Obsession di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI