Di dunia balap, cara apa saja ditempuh agar mendapatkan performa tunggangan yang oke. Cara yang ditempuh tentunya beracammacam. Lazimnya pada besutan 4-tak, dilakukan langkah bore up. Tujuan utama dongkrak tenaga, adalah mengejar power to weight ratio (PWR) yang ideal. Tak terkecuali dengan Piaggio Zip 100 cc ini. Tenaga standarnya motor skubek ini hanya berkisar 5,6 dk. Berhasil didongkrak naik nyaris 4 kali lipatnya. Tenaga maksimumnya kini jadi 18,10 dk pada kitiran 8.400 rpm. Sementara torsi 15,51 nm di 8.200 rpm. Tenaga sebesar itu terukur di alat DynoJet 250i kepunyaan bengkel Sportisi Motorsport, yang workshopnya berada di Jl. Tenggiri No. 4, Rawamangun, Jakarta Timur. Imbangi Bobot. Bagi Limanto Bayuaji, punggawa bengkel Scooter Layur, PWR ideal sangat penting. Bobot kosong standar Zip 100 cc yang 95 kg, kurang nampol dengan tenaga bawaan yang hanya sekitar 5,6 dk. Artinya, setiap 1 kg hanya dihela oleh 0,058 dk.
“Makanya setingan yang menyemburkan tenaga 18,10 dk ini dirasakan cukup. Karena artinya 1 kg bobot kini ditarik dengan 0,1905 dk. Bisa lebih besar lagi sebenarnya, tapi karena bobot motornya ringan, takutnya membuat motor sulit dikendalikan. Ini kan motor road race bukan motor lurusan (drag),” jelas pria yang nengok kalau dipanggil Om Manto ini. Bore Up Jadi 215 CC. Piston standar diganti pakai merek LHK dengan diameter 75 mm. “Mendemnya diset 0,5 mm dari bibir piston. Dengan stroke standarnya Piaggio Zip yang 48,6 mm. Bila dihitung pakai rumus dasar mesin 4-tak kapasitasnya menjadi 13 cubic inch alias 215 cc,” papar Agus Riyadi yang dipercaya oleh Manto buat menggarap motor ini. Oh ya, blok juga sedikit kena papas, jadi kompresinya ada di angka 11,8 : 1, cukup untuk nenggak Pertamax Plus.
