Kejurnas Sidrap Prix Night Race (SPNR) yang memasuki seri III, Sabtu-Minggu lalu (27-28/8) jadi persiapan terakhir pembalap jelang PON (Pekan Olahraga Nasional) yang berlangsung September mendatang. Buat yang belum tahu, SPNR ini memang membuka kelas (SPNR3 dan SPNR4) yang bisa dibilang simulasi PON. Spek motor yang digunakan standar seperti PON dan motor yang digunakan juga jenis dan mereknya sama dengan PON. “Kelas ini memang dibuka agar setiap Pengprov punya persiapan tambahan jelang PON.
Jadi, masing-masing Pengprov bisa tahu kekuatan timnya dan juga lawannya. Kalau enggak ada event ini, praktis persiapan resmi Pengprov cuma di Pra PON akhir tahun lalu. Saya rasa itu tidak cukup,” ucap H. Rusdi Masse, Bupati Sidrap, Sulawesi Selatan. Total ada 17 Pengprov ikut berpartisipasi di SPNR. Para pembalap juga merasa cukup terbantu dengan adanya event ini. Terutama untuk pembalap yang masuk line up PON.
Sebab, banyak juga pembalap yang belum pernah menggunakan jenis motor yang akan digunakan di PON nanti. “Di sini kita bisa menyesuaikan diri dengan motor yang akan digunakan PON. Kita bisa tahu bagaimana karakter motornya. Kan beberapa dari kita pakai motor yang beda tipe dan merek dari yang dipakai PON kalau balap regular. Paling penting, kita bisa berkoordinasi dengan tim yang akan mengurus kita saat PON nanti,” ucap Richard Taroreh yang tampil bersama tim Krisna Mtr Papua Barat.
Buat pembalap yang sudah terbiasa pakai jenis motor yang akan digunakan PON nanti, SPNR menjadi tempat memetakan kekuatan lawan. “Skill pembalap akan jadi penentu saat memakai motor standar dengan jenis yang sama. Tidak ada yang diuntungkan dari sisi motor. Ikut di Sidrap Prix kita jadi tahu kelemahan dan kekuatan lawan. Setidaknya, ada bayangan meskipun sirkuit yang digunakan PON nanti berbeda,”
