Cuaca dingin yang menaungi MotoGP Seri XII bertajuk Octo British Grand Prix di sirkuit Silverstone, Inggris, Minggu (4/9), membuka lembaran baru di karir Maverick Vinales. Dengan suhu lintasan yang hanya 18 derajat Celcius, Vinales berhasil mendikte jalannya lomba dari awal hingga akhir. Cuaca dingin dianggap Vinales menjadi kunci kemenangan pertamanya di MotoGP.
“Awalnya saya terkejut ketika red flag keluar di lap awal. Terkejut ketika melihat ke belakang dan terjadi gap dengan rombongan. Ini membuat saya percaya diri, karena berarti motor bekerja optimal di cuaca dingin. Saya selalu bisa mengerem lebih dalam dibandingkan mereka,” ucap Vinales yang nunggang Suzuki GSX-RR. Salah satu kelemahan Suzuki GSX-RR tahun ini adalah kurangnya daya cengkram ban belakang di akhir lomba. Kondisi ini selalu terulang ketika balapan berlangsung di kondisi panas. Namun, saat cuaca dingin justru bisa melindungi kondisi ban belakang dari keausan hingga akhir lomba.
“Saya bisa cepat, karena hari itu dingin! Kami bekerja keras pada hari jumat untuk menjaga daya tahan ban. Ini langkah yang sama dengan yang kami kerjakan di Brno. Hasilnya, motor benarbenar bisa menjaga kondisi ban dengan baik. Ini membuat saya cepat hingga akhir lomba. Saya harap, ini berkelanjutan pada race yang berlangsung panas,” tambah calon rekan satu tim Valentino Rossi tahun depan itu. Vinales juga tidak memungkiri, start dari posisi terdepan membuatnya lebih mudah untuk menang. Apalagi, kualifikasi berjalan dalam kondisi hujan. Kondisi, dimana Suzuki sebelumnya selalu kesulitan untuk tampil baik di lintasan yang basah. Set up motor yang bagus ketika hujan menjadi dasar yang bagus untuk tampil superior di race yang berlangsung kering namun bersuhu dingin. Fakta lainnya, meski belum menunjukan hasil baik di 11 seri kebelakang, Suzuki memang punya track record istimewa di setiap sesi yang berjalan dingin. Pabrikan berlogo ‘S’ selalu bisa cepat di beberapa tes resmi yang berlangsung dingin.
