Tampilkan di aplikasi

Kawasaki Ninja 150R 2003, gedein exhaust kunci juara

Tabloid Motor Plus - Edisi 918
19 Oktober 2016

Tabloid Motor Plus - Edisi 918

Kawasaki Ninja 150R milik tim T2M Banyu Biru ini spek korekannya buat kelas Sport 2-tak 155 cc Tune Up.

Motor Plus
Kawasaki Ninja 150R milik tim T2M Banyu Biru ini spek korekannya buat kelas Sport 2-tak 155 cc Tune Up. Namun ketika diadu di kelas FFA (Free For All) lewat skill Gery Percil, ternyata bisa jadi yang tercepat. Itu terjadi saat gelaran Walikota Denpasar Drag bike 2016 di Bali 11 September lalu. Oyonk selaku pemilik tim, sengaja mengikutkan Ninja pekgo andalannya tersebut untuk bertarung di 2 kelas berbeda. Nyatanya mampu mengasapi motor lain dengan best time 7,020 detik. “Kuncinya ada pada korekan lubang exhaust, yang membuat power mesin ngisi dari tengah sampai atas,” beber Oyonk dan Aris, mekanik tim yang tangani oprekannya.

SILINDER. Biar bisa ngelawan di kelas Sport 2-tak 155 cc Tune Up maupun FFA, lubang exhaust di silinder diperbesar. Tingginya yang semula 34 mm dari bibir liner, dikerok sebanyak 6 mm sampai tinggal 28 mm. Sementara lebarnya dibentang 42 mm. Tak ketinggalan lubang masuk, transfer dan bilas pun ikut diperbesar secukupnya “Ini bikin karakter tenaganya bisa ngisi dari rpm menengah hingga atas,” jelas Aris yang buka bengkel di kawasan Randu Genengan Mojokerto, Jawa Timur. Oh iya, piston masih tetap pakai diameter standar (69 mm), namun andalkan produk aftermarket.

Head & Karbu. Volume kubah di head silinder diset 16,5 cc dengan asumsi kompresi di kisaran 6 : 1 yang diyakini cukup untuk libas trek 201 meter. Dipadukan dengan karburator berlabel PWK Airstrike 38 dengan kombinasi pilot jet 58 dan main jet 155. CDI Suzuki RCI. Pengapian masih mengikuti regulasi sport 2-tak tune up yang diwajibkan standar. Jadi, magnet dan spul tetap bawaan motor. Namun biar dapat kualitas api yang tinggi, Aris yang berkolaborasi dengan Galang Riskhi mengkombinasikan nya dengan koil YZ125 dan CDI Suzuki RC100. “Bagusnya CDI RC, tidak ada limiternya. Kurva pengapiannya juga lebih tinggi dibanding CDI lain. Toh, hasilnya tidak mengecewakan meskipun bukan CDI racing,” bangga Galang yang juga sebagai pembalap.
Tabloid Motor Plus di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI