Marquez di MotoGP seri XV yang berlangsung di sirkuit Twing Ring Motegi, Jepang, Minggu lalu (16/10). Meski seri MotoGP masih menyisakan 3 seri, poin Marquez di klasemen pembalap sudah tidak mungkin terkejar. Gelar juara dunia ke-3 Marquez di MotoGP ini menjadi hadiah terindah buat kematangannya.
Marquez di MotoGP seri XV yang berlangsung di sirkuit Twing Ring Motegi, Jepang, Minggu lalu (16/10). Meski seri MotoGP masih menyisakan 3 seri, poin Marquez di klasemen pembalap sudah tidak mungkin terkejar. Gelar juara dunia ke-3 Marquez di MotoGP ini menjadi hadiah terindah buat kematangannya.
Marquez di MotoGP seri XV yang berlangsung di sirkuit Twing Ring Motegi, Jepang, Minggu lalu (16/10). Meski seri MotoGP masih menyisakan 3 seri, poin Marquez di klasemen pembalap sudah tidak mungkin terkejar. Gelar juara dunia ke-3 Marquez di MotoGP ini menjadi hadiah terindah buat kematangannya. Kemenangan di Motegi ini, seakan mengulang suksesnya di 2014 ketika Juara Dunia MotoGP ke-2 di sirkuit milik Honda itu. Tahun ini Marquez tidak terlalu superior seperti musim 2013 ataupun 2014. Namun, dengan tiga musim pengalamannya di MotoGP, membuat Marquez peka dengan keadaan. Khususnya di musim transisi seperti tahun ini.
Penggunaan ECU tunggal yang diikuti pergantian vendor ban membuat perbedaan besar di MotoGP. Balap, jadi penuh resiko karena minimnya data yang dimiliki tim. “Hingga saat ini, seting peranti elektronik masih menjadi masalah terbesar di Honda. Tapi, Marquez bisa mengatasi masalah itu. Paling penting dia menjadi lebih dewasa di tahun ini. Dia belajar banyak dari tahun lalu yang sering terjatuh dan gagal finish. Kencang saja tidak cukup untuk menjadi juara dunia,” senang Livio Suppo, Team Principal/ Communications and Marketing Director HRC (Honda Racing Corporation).
Jurus main aman Baby Alien tahun ini terbukti ampuh. Marquez menjadi satu-satunya pembalap di kelas MotoGP yang selalu finish dan mendulang poin. Padahal, Marquez juga sempat terjatuh saat tampil di Le Mans, Perancis. Marquez yang kala itu jatuh berbarengan dengan Andrea Dovizioso maksa melanjutkan lomba dengan kondisi motor setengah rusak. Hasilnya, Marquez bisa finish di posisi 13 dan meraih 3 poin tambahan. MM93 tahu betul kalau sedikit poin juga akan berharga di akhir musim. Dengan kematangannya, Marquez juga semakin peka dengan lingkungan sekitar. Marquez menjadikan Rossi sebagai sosok yang wajib dicontek musim ini. Maklum, dari 22 pembalap yang ikut full seri MotoGP, hanya Rossi yang paham karakter ban Michelin.
Tabloid Motor Plus di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.