Banyak beredarnya varian LED dan HID di pasaran, tentu menarik minat konsumen yang ingin mengupgrade pencahayaan pacuannya. Namun, apa perbedaan dasar dari kedua tipe lampu ini? Lalu kenapa beberapa penggunanya, harus berhadapan dengan sangsi tilang yang marak belakangan ini? Simak ulasannya berikut ini! Arah Sorot Lampu Depan Standar Pabrikan SETEL ULANG HANYA SESUAI KONDISI LAPANGAN Menyikapi soal penggunaan lampu yang dianggap menyilaukan pengguna lain, pihak pabrikan juga tidak memiliki standar dalam menentukan tinggi rendahnya posisi lampu utama.
Pasalnya, semua kondisi motor harusnya sama ketika baru keluar pabrik dan sampai ke tangan konsumen. Termasuk kondisi tinggi rendahnya lampu. Jika ada yang berbeda dari idealnya, hanya ditemukan sedikit kasus saja posisi lampu tidak sesuai dengan keinginan konsumen. “Paling kita hanya sesuai kondisi lapangan dan motornya saja. Kalau keluar dari pabrik, tentu motor sudah sama semua posisi lampunya. Jika ada konsumen yang merasa terlalu rendah posisinya atau terlalu tinggi, kita akan perbaiki posisinya,” buka Indrawan, kepala mekanik Suzuki World di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Pria yang akrab disapa Indro ini, hanya mengatur posisi head lamp sesuai kondisi lapangan, atau by request saja. “Tidak ada standar khusus, tapi kita pasti pastikan tidak terlalu menyorot langsung ke wajah pengendara lain. Atau tidak terlalu ke bawah sehingga pencahayaannya tidak maksimal. Ini semua hanya berdasarkan kondisi saja,” tutupnya HID DILARANG? Kontroversi soal penggunaan lampu terang, muncul di dunia maya. Tak sedikit yang memposting tindakan petugas menilang pengguna lampu menyilaukan. Baik itu pengguna lampu HID maupun LED. Padahal, motor-motor keluaran terbaru banyak yang sudah menggunakan LED. Hanya saja, memang pada beberapa kasus, ada motor yang arah sorotan lampu utamanya terlalu tinggi. Sehingga menyilaukan mata pengendara dari arah sebaliknya.
