Jepang (03-04/06). Merah Putih berkibar di atas podium tertinggi sirkuit legendaris Negeri Matahari Terbit itu melalui kiprah Gerry Salim. Untuk mengkibarkan bendera, angin kencang memang bagus. Tetapi, untuk berpacu dengan motor kala balap, tentu bukan sesuatu yang diharapkan. Namun, itu yang terjadi ketika balap motor sport 250 cc massal itu dipentas. Terutama di sesi kualifikasi dan race 1.
Akan butuh kerja keras untuk melakukan seting, terlebih Gerry dan timnya yang Astra Honda Racing Team (AHRT) itu tidak memiliki data balap sebelumnya. Sebab, baru tahun ini dirinya dan juga Honda CBR 250RR balap di kelas AP250. “Terasa sekali ketika keluar-masuk tikungan 3-5. Ini membuat seting motor harus lebih cermat,” ungkap Gerry yang bisa dibilang butuh penyesuaian seting berbeda di tiap race.
Seperti halnya dari race 1 ke race 2, tekanan suspensi depan dibuat sedikit lebih lembut agar motor bisa lebih stabil dan ‘menurut’ ketika diajak rebah. Selain angin, perubahan suhu yang cepat juga membuat seting tekanan angin ban juga berbeda di tiap race. Sesi kualifikasi yang digelar pagi hari, suhu udara bermain di 21 derajat Celcius dengan suhu aspal lintasan 31,2 derajat Celcius.
