Penyesalan pasti datang belakangan. “Nyesel jual Indian Brave tahun 1953! Masih untung dapat gantinya, Indian Brave tahun 1951. Indian Brave adalah tipe langka dan banyak diburu kolektor, karena model terakhir bikinan Indian Motorcycle di Brockhouse England,” ucap Tommy Dwi Djatmiko yang akrab disapa Mastom ini.
Setelah menebus Indian Brave yang lebih antik dari sebelumnya, Mastom memberikan sentuhan ringan. “Agar terkesan lebih sangar,” bilang pemilik gerai Mastom Custom Automotiveartworks™ di Kemang Selatan VIII/67B, Jakarta Selatan. Ide flat track, lahir dari browshing di internet. Alhasil, Mastom menemukan gambar Indian Brave yang dikustom untuk kebutuhan balap.
“Idenya dari Indian Brave yang dipakai balap dengan rekor top speed mencapai 82 mil/jam atau 131 km/ jam untuk kelas 250 cc. Maka dari itu, terinspirasi dibikin di Indian Brave milik saya,” kata Mastom.Motor langka seperti ini, sayang sekali jika baju aslinya tergores tangan-tangan liar. Makanyaa Mastom membuat baju cadangan, agar baju orisinil aman.
“Saya buatkan sepatbor depan, belakang, jok dan tangki bahannya dari plat besi. Sehingga ketika suatu saat rindu, bisa dibalikan ke tampang pabrik,” ungkap pria pencinta seni musik ini. Konsep flat track, kurang afdol kalau tidak dilengkapi nomor di badan motor. Makanya, tak lupa disematkan papan nomor, dengan nomor 51 yang memiliki history. “Nomor 51, merupakan tahun kelahiran motor ini, jadi lebih memiliki history 51,” tutup Mastom.
