Kolaborasi Honda dengan builder untuk menghasilkan karya modifikasi, diwujudkan pada Honda Dream Ride Project 2018. Salah satu rumah modifikasinya, Pandawa Motorbikes melalui tangan dingin Hasan Law. Dia membuat Honda CRF 150L berganti genre ke free tracker.
“Mengambil konsep dasar flat tracker yang ngetren di Amerika, karena ini di Indonesia, maka itu saya sebut konsep ini free tracker,” ucap Hasan. Kalau flat tracker Amerika, menurutnya tidak menggunakan batok lampu dan bagian belakang bodi agak besar, sedangkan yang doi buat memakai batok lampu dan bagian belakang lebih ramping. Mantap bor. Ryan
FRAME. Frame dibuat agar sesuai yang diinginkan. Bagian yang diubah yakni subframe digantikan pipa seamless tebal 3 mm. “Karena dari Honda tak boleh ubah mainframe, maka bagian itu enggak saya sentuh,” tambah Hasan. Penggabungan mainframe dengan subframe kustom, dilakukan dengan dilas. Sebelum dilas, dilakukan pengukuran sehingga pas dan gak miring.
DETAIL BODY. Seluruh bodi digantikan plat galvanis 2 mm, termasuk batok lampu. “Untuk body samping agar makin detail, aku tambahkan plat aluminium tebal 4 mm dan motifnya dibentuk CNC agar presisi,” ungkapnya. Untuk tangki bahan bakar yang muat 5 liter, juga pakai plat galvanis tebal 2 mm. Nah.., di bagian ini, doi harus buat tangki presisi karena fuel pump harus berada di dalamnya.
KAKI-KAKI. Bila sebelumnya CRF 150L aplikasi pelek 21 dan 17 inci, kini diubah menjadi 2,15x18 di depan-belakang. “Tromol depan, kustom dari aluminium alloy dengan rem cakram. Kemudian suspensi depan pakai aftermarket yang lebih pendek sekitar 15 cm. Kalau sok standar terus dipotong, takut berpengaruh terhadap handling,” sebut pria yang workshop-nya di Jl. Ngingas Selatan Baru No.168, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.
