Tampilkan di aplikasi

'Dipaksa' menjadi rider penyabar

Tabloid Motor Plus - Edisi 1013
2 Agustus 2018

Tabloid Motor Plus - Edisi 1013

Rasa kangen journey adventure di kawasan berudara dingin, terlampiaskan sudah. Itu, berkat undangan dari PT Distributor Motor Indonesia (DMI) selaku pemegang merek Royal Enfield (RE) di Indonesia. / Foto : EKA

Motor Plus
Rasa kangen journey adventure di kawasan berudara dingin, terlampiaskan sudah. Itu, berkat undangan dari PT Distributor Motor Indonesia (DMI) selaku pemegang merek Royal Enfield (RE) di Indonesia. Menunggangi Royal Enfield Himalayan, start dari kota Malang, Jawa Timur, MOTOR Plus pun menuju Gunung Bromo (25/07). Trek yang dialui, Malang-Tumpang- Coban Pelangi-Jarak Ijo-Widodaren-Lautan Pasir Sisi Barat-Wonokitri.

Suhu udara Malang yang kala itu sejuk lantaran di bawah 20° Celcius, turut membawa romansa kami. Apalagi, jujur, untuk rider EM-Plus kali ini, baru pertama kalinya berkendara dengan Himalayan.

Ya, motor yang diciptakan bukan untuk menaklukkan pegunungan Himalaya, tapi justru dibuat untuk menikmati salah satu pegunungan tertinggi di dunia tersebut. Nah, kali ini, Himalayan diajak menjejalah Gunung Bromo.

Bicara tentang rider kali ini, Eka merupakan salah satu rider yang suka dengan power dan juga kecepatan. Pastinya, karakter rider begitu senang dengan tenaga spontan dan liar. Suka power yang meledak-ledak dan tubuh dipaksa selalu sigap untuk menghandel liarnya pacuan. Adrenalin.

Namun, kali ini Himalayan mampu membuatnya untuk mengubah karakter tersebut menjadi bikers penyabar. Bikers yang lebih kalem. Hal ini, lantaran ciri khas dari Royal Enfield sendiri yang memiliki karakter pacuan dengan engine long stroke.

Malah, tak hanya long stroke. Dari mesin yang berkapasitas 411 cc dengan diameter piston 78 mm x stroke 86 mm, Himalayan juga didukung dengan gigi rasio yang cukup panjang-panjang. Jadi, muntahan power 24,5 bhp/ 6.500 rpm dan torsi 32 Nm/ 4.250 rpm yang dikeluarkan pun tak mudah habis.

Bayangkan, gigi dua saja kecepatan Himalayan bisa mencapai 80 km/jam lebih. Panjang kan! Dengan paduan karakter tersebut, tenaga yang tersalur ke roda belakang menjadi lebih halus. Enggak menghentak-hentak. Badan, tidak cepat lelah untuk meredam liarnya tenaga.
Tabloid Motor Plus di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI