Tampilkan di aplikasi

Ridha, kekayaan hakiki mukmin sejati

Majalah Mulia - Edisi 9/2017
11 September 2017

Majalah Mulia - Edisi 9/2017

Begitu hebatnya nilai keridhaan, hingga Umar bin Khaththab pernah menulis surat kepada Abu Musa r.a, “Sesungguhnya kebaikan seluruhnya terdapat dalam ridha.

Mulia
Dalam Islam, setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih antara beriman atau kafir, menjadi orang yang bersyukur atau kufur. Karena itu, dalam menyikapi ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala, setiap orang juga bisa memilih untuk ridha atau tidak. Boleh saja orang tidak ridha, kecewa, bahkan menggugat keputusan Allah Subhanahu Wata’ala, tapi keputusan-Nya tidak bisa ditawar.

Ketentuan-Nya pasti terjadi. Sekalipun semua orang berusaha menghalangi, tapi jika Allah Subhanahu Wata’ala telah berkehendak maka kehendak itulah yang terjadi. Sebaliknya, jika Allah Subhanahu Wata’ala tidak menghendaki sesuatu, maka tidaklah akan terjadi sesuatu itu, walaupun semua orang menginginkannya, dan saling bahu-membahu untuk mewujudkannya.

Karena itu, orang yang ridha akan mendapatkan pahala atas keridhaannya, lantaran ia menerima keputusan Allah Subhanahu Wata’ala. Sedangkan orang yang tidak ridha, tidak mendapatkan apa-apa kecuali penyesalan dan kerugian belaka, lantaran ia menolak keputusan-Nya. Kerugian yang pertama, mereka kehilangan pahala; kedua, penolakannya tidak akan mengubah apapun atas ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala; dan ketiga, hatinya menjadi sempit.

Sebaliknya orang yang ridha, selain mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu Wata’ala, mereka juga akan mendapati kehidupan yang luas. Betapa banyak orang yang diberi berbagai kemudahan, tapi karena tidak ridha atas ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala, mereka tidak puas, kecewa, menyesal, dan dadanya sempit. Banyak orang yang sehat tapi hatinya sakit. Banyak pula orang kaya tapi hidupnya menderita.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI