Tampilkan di aplikasi

Mendidik dengan fitrah

Majalah Mulia - Edisi 8/2017
11 September 2017

Majalah Mulia - Edisi 8/2017

Islam menempatkan manusia sebagai Khalifah Allah. Karenanya, tugas orang tua mendidik anak menanamkan tauhid dan akidah yang benar.

Mulia
Mendidik anak dalam Islam adalah perkara yang sangat jelas, mulai dari apa yang pertama harus ditanamkan di dalam sistem kesadaran anak, hingga apa yang harus dilakukan sebagai bekal mengarungi hidup dunia-akhirat secara utuh. Namun, karena umat Islam kehilangan ‘ibrah’ yang bisa diterjemahkan sebagai jembatan penghubung terhadap sejarah pendidikan Islam yang sesungguhnya.

Sebagian besar umat Islam terseret pada cara berpikir Barat, yang memandang anak sebatas pada diri fenomenal. Titik keberangkatan Barat dalam mendidik anak berasal dari diri fenomenal, apakah itu berbentuk ‘serigala’, gelas kosong, kertas putih, makhluk yang terjatuh karena dosa, sehingga tidak mengherankan jika kemudian pengertian mereka terhadap manusia sebatas pada fenomena belaka.

Aristoteles misalnya, ia memaknai manusia sebatas zoon politicon, yang lain menyebutnya sebagai homo sapien, dan Thomas Hobbes dengan tanpa ragu menganggap manusia sebagai homo homini lupus, sebuah sebutan yang begitu mengerikan bagi ‘telinga’ manusia itu sendiri. Sebab, homo homini lupus berarti serigala yang suka berkelahi.

Sedangkan dalam Islam, manusia adalah hamba dan Khalifah Allah. Karena itu, hal pertama dan utama yang menjadi tugas orang tua dalam mendidik putraputrinya adalah menanamkan tauhid dan akidah Islam dengan sebaik-baiknya. (QS. Luqman [31]: 13). Selanjutnya mendorong anak agar memiliki ilmu mendasar yang harus dimiliki, yakni bagaimana taat kepada Allah dan menolak segala macam perintah atau pun informasi yang kian menjauhkan dirinya dari mengingat Allah.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI