Tampilkan di aplikasi

Sekali berjuang berarti menang

Majalah Mulia - Edisi 8/2017
11 September 2017

Majalah Mulia - Edisi 8/2017

Hanya ada dua pilihan bagi pejuang, menang atau mati syahid.

Mulia
Tak banyak yang tahu kalau pekik ‘merdeka atau mati’ yang sangat populer itu adalah slogan yang diilhami, atau lebih tepatnya merupakan terjemahan dari kata Arab ‘Isy kariman au mut syahidan’ (Hidup mulia atau mati syahid). Wajar jika slogan ini begitu populer, sebab memang rata-rata pejuang kita adalah muslim.

Golongan Islamlah yang paling gigih menentang penjajahan, sebab adanya keyakinan bahwa penjajahan sangat bertentangan dengan semangat Islam. Dalam Islam, kehormatan segalagalanya. Hidup tanpa kehormatan tidak ada artinya. Karenanya setiap muslim harus berjuang memperoleh kehormatan itu. Inilah sesungguhnya harga manusia. Jika sampai hilang, maka hilanglah nilai kemanusiaannya, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.

Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan.” (Israa’: 70) Jika Allah sendiri telah memuliakannya, apakah sepantasnya manusia merendahkan derajatnya? Seorang yang rela dijajah, diperbudak, dan diperhamba oleh manusia, maka sesungguhnya mereka telah menempatkan dirinya pada posisi yang hina.

Mereka telah kehilangan harga dirinya. Bila l bin Rabah semula adalah satu contoh manusia jenis ini. Akan tetapi begitu ia mendapatkan siraman wahyu, seketika itu format berfikirnya langsung berubah. Sikapnya menjadi positif dengan memberi harga kepada dirinya sendiri. Wahyu pertama, surat al-‘Alaq, mengantarkan umat Islam mengenali dirinya. Manusia adalah ciptaan Allah, yang berasal dari bibit yang sama.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI