Sebagai umat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassallam, tentu saja misi hidup kita tidak semestinya terbatas pada aspek duniawi, tetapi lebih dari itu. Bagaimana juga perlu mendapatkan keutamaan-keutamaan ukhrawi. Sebab, semua yang di dunia hakikatnya fana, dan jika salah dalam mengorientasikannya, bisa berakhir pada nestapa dunia-akhirat.
Buktinya tidak sulit kita temukan dalam kehidupan. Betapa ada keluarga yang dari sisi keuangan nampak begitu sejahtera, namun kering dari sisi ruhiyah, sehingga alih-alih bahagia, kehidupannya yang bergelimang harta secara perlahan terus menggerus potensi rezeki yang Allah sediakan.
Banyak uang, namun tidak merasakan nikmat sehat. Punya banyak harta, namun tidak bisa menikmati makanan yang disukai karena alasan kesembuhan. Punya banyak mobil, namun tubuh sudah tak mampu bepergian jauh. Atau bahkan memiliki segalanya, namun anak terseret narkoba dan sering berurusan dengan penegak hukum. Demikianlah jika manusia terseret pada arus dunia, banyaknya rezeki seringkali mengurangi potensi menikmati rezeki-Nya.
Oleh karena itu, jadilah Muslim yang benar dengan tidak berpangku tangan dalam dakwah. Sebab, pada hakikatnya setiap Muslim memiliki kewajiban menjalankan dakwah sesuai kapasitasnya masingmasing. Jika tidak mampu berdakwah, laksana dai, muballigh, dan ulama, maka berdakwahlah dengan potensi diri yang dimiliki. Jika memiliki harta, alokasikan sebagian harta untuk dakwah.
Jika terampil menulis, edukasilah masyarakat dengan nilai-nilai Islam. Jika memiliki kekayaan jaringan, ajaklah untuk mendukung link dakwah. Selama, keluarga Muslim di negeri ini memiliki komitmen dakwah yang kuat, maka sepanjang itu status sebaik-baik umat tetap akan melekat pada diri umat Islam. Sebagaimana Allah tegaskan, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 110).
Jadi, selagi Allah berikan kesempatan hidup kepada kita, mari bangun diri dan keluarga untuk aktif terlibat dalam program dakwah sesuai kapasitas masing-masing dengan sungguh-sungguh. Sebab, betapa ruginya diri dan keluarga jika sepanjang hidup tidak memiliki kontribusi apa pun dalam tersampaikan cahaya- Nya di muka bumi ini.*/Imam Nawawi