Sebagai tamu agung, sudah sepantasnya setiap Muslim berjuang sepenuh hati mengendalikan hawa nafsu, mempertajam kinerja iman dan taqwa dalam keseharian, baik dalam bingkai sebagai seorang Muslim, sebagai suami atau istri, sebagai ayah, dan sebagai pribadi yang memiliki profesi dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, semuanya menjadi medan laga untuk termanivestasikannya iman-taqwa di bulan kemenangan.
Rasulullah bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu mala yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan” (HR Ahmad dan Nasai).
Namun, sangat penting digarisbawahi dalam mengisi Ramadhan ini adalah ibadah-ibadah yang berdimensi sosial, sebab dalam hal ini, masih banyak orang yang puasanya bagus, namun rasa cintanya terhadap harta sungguh sangat luar biasa, sampai-sampai, infaq, sedekah dan zakat masih sangat berat untuk diamalkannya.
Oleh karena itu, agendakan, hitung dan segerakan menunaikan zakat bagi diri yang dikaruniai harta, sebab membayar zakat adalah wajib. Kemudian disusul dengan semangat senantiasa berinfaq di jalan Allah. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al- Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup” (HR. Bukhari).
Sekarang, telah datang tamu agung, dan Rasulullah telah memberikan keteladanan. Jadi, tunggu apa lagi, mari sedot sebanyakbanyaknya energi dan kemukjizatan Ramadhan secara sungguhsungguh fokus, tuntas dan progressif mengisi Ramadhan dengan kemampuan paling maksimal yang kita miliki.*/Imam Nawawi