Menjadi Muslim itu sangat menguntungkan, sebab momentum perubahan senantiasa Allah sediakan. Mulai dari harian, pekanan, bulanan hingga tahunan. Dalam konteks tahunan, tidak lama lagi, kita akan kedatangan Bulan Ramadhan. Sudah jamak dipahami, intensitas dan mujahadah Nabi, sahabat, ulama, dalam menyambut dan mengisi Ramadhan dengan ibadah dan kepedulian sangat luar biasa. Tetapi, tidak, atau belum dengan diri dan keluarga kita.
Mengapa? Boleh jadi, diri ini yang memang harus melihat lebih tajam ke dalam. Apakah ada niat untuk membuat perubahan, terutama saat Ramadhan akan tiba? Pertanyaan ini penting agar mental, mindset, dan kesigapan diri memakmurkan Ramadhan benar-benar siap. Sebab perubahan diri mustahil terjadi, tanpa ada upaya nyata dari diri sendiri untuk mewujudkannya.
Perubahan harus diperjuangkan, bukan semata didiskusikan dan di-training-kan. Terlebih, kalau bicara momentum, Ramadhan akan segera tiba. Sudah berapa kali dalam hidup kita melewati Ramadhan demi Ramadhan, dan apa yang kita dapatkan selama ini? Kalau usia kita 40 tahun berarti kita sudah menjalani puasa sebulan penuh kira-kira 25 kali dalam 25 tahun terakhir sejak kita baligh. Perubahan apa yang telah kita dapatkan? Pertanyaan ini penting agar mental, mindset, dan kesigapan diri memakmurkan Ramadhan benar-benar siap.
Sebab perubahan diri mustahil terjadi, tanpa ada upaya nyata dari diri sendiri untuk mewujudkannya. Perubahan harus diperjuangkan, bukan semata didiskusikan dan di-training-kan. Terlebih, kalau bicara momentum, Ramadhan akan segera tiba. Sudah berapa kali dalam hidup kita melewati Ramadhan demi Ramadhan, dan apa yang kita dapatkan selama ini? Kalau usia kita 40 tahun berarti kita sudah menjalani puasa sebulan penuh kira-kira 25 kali dalam 25 tahun terakhir sejak kita baligh. Perubahan apa yang telah kita dapatkan?