Tampilkan di aplikasi

Suku Hui, kokoh pertahanan Islam di Cina

Majalah Mulia - Edisi 5/2017
11 September 2017

Majalah Mulia - Edisi 5/2017

Sejak zaman dulu, suku Hui sudah banyak berkontribusi kepada Cina. Laksamana Cheng Ho, yang merupakan Muslim dari suku Hui adalah salah satu bukti sejarah tak terbantahkan.

Mulia
Sebagai salah satu etnis minoritas yang cukup besar di Cina, suku Hui memiliki peran penting di negeri tersebut. Suku yang berjumlah total sekitar 10 juta ini beragama Islam dan tersebar di hampir seluruh provinsi di Tiongkok, khususnya di Ningxia, Hainan, Gansu, Yunnan, dan Qinghai. Bahkan Ningxia menjadi daerah otonomi bagi suku Muslim tersebut. Islam sendiri pertama kali tiba di Cina pada 615 M, 19 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia.

Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa Islam ke daratan Cina. Utusan Utsman itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau Masjid Memorial di Canton.

Masjid pertama yang berdiri di daratan Cina. Sejak itu, walau sebagian besar merupakan orang Arab, ada juga sejumlah kecil pedagang Persia yang bermukim di pesisir tenggara Cina. Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M. Kuburannya dikenal sebagai Geys’ Mazars. Suku Hui adalah hasil asimilasi dari suku Han (suku asli Cina) dengan bangsa Arab, Persia, Asia Tengah, dan Mongol, yang tiba di Cina dalam beberapa gelombang.

Pada 758, Kaisar Cina, Tang, mengajukan permohonan pada Khalifah Abbasiyyah di Baghdad untuk mengirimkan 20.000 bala tentara guna membantu memadamkan pemberontakan An Lushan. Para serdadu Arab dan Persia ini menetap di Cina setelahnya, bermukim di wilayah-wilayah barat laut Ningzia dan Gansu.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI