Tampilkan di aplikasi

Mendahulukan ibu, memudahkan segala urusan

Majalah Mulia - Edisi 4/2017
11 September 2017

Majalah Mulia - Edisi 4/2017

Yang cukup menyentakku, cara Allah mengingatkan atas niatku mengirim ibuku uang yang terus tertunda / Foto : YAGMURKOKUSU

Mulia
Memiliki banyak uang tentu harapan manusiawi setiap orang. Tapi diberi amanah menjadi bendahara adalah hal yang sangat berat, sebab harus memegang uang yang bukan milik kita. Demikianlah yang harus aku hadapi, meskipun hanya sebatas bendahara dalam kegiatan internal sekolah. Sebenarnya aku tak ingin turut andil mengambil peran.

Aku tahu pasti bahwa aku tak punya bakat mengelola keuangan, dan yang lebih mengkhawatirkan,aku bukan sosok yang telaten. Berangkat dari kesadaran itulah ketika harus menjadi bendahara dalam sebuah kegiatan selama seminggu, aku sangat berhati-hati dan berupaya mencatat dengan rinci setiap uang yang masuk dan keluar.

Menyatukan berkas-berkas nota dan kwitansi yang diberikan setiap divisi, dengan harapan ketika membuat lembar pertanggungjawaban aku tidak kelimpungan dengan jumlah uang yang tidak sesuai dengan pencatatanku. Beberapa hari kegiatan berjalan, semua masih baikbaik saja. Namun tepat dua hari sebelum penutupan, ketika jam menunjukkan pukul 23.30 aku mencoba mengecek kembali jumlah uang yang ada dan mencocokkan dengan pencatatanku...

Innalillahi, uang tersebut kurang tujuh ratus ribu rupiah. Tubuhku sekonyong-konyong lemas. Malam itu aku sedang menginap di tempat kegiatan, maka hal pertama yang aku lakukan adalah mengecek loker tempatku menyimpan barang-barang. Hasilnya nihil. Kukeluarkan semua isi tasku, hasilnya sama nihilnya. Seingatku, aku terakhir membawa uang satu juta rupiah untuk kuserahkan kepada salah satu divisi yang membutuhkan. Tapi, ternyata orang yang aku cari berhalangan hadir, dan entah selanjutnya aku lupa meletakkannya di mana.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI