Subhanallah, Maha Kuasa Allah dengan segala kehendak- Nya. Dalam nalar manusia, mengapa Allah tega menghidupkan seorang anak tanpa orang tua yang lengkap, bahkan ada yang kemudian tanpa orang tua sama sekali. Dalam perspektif pembangunan manusia modern, mungkin anakanak tanpa orang tua ini menjadi beban negara. Tetapi, jika diberikan perhatian yang memadai dalam hal pendidikan, kasih sayang, dan persaudaraan, mereka akan melampaui apa yang umumnya manusia pikirkan.
Imam Syafi’i, Sufyan At-Tsauri, Imam Bukhari, Imam As-Suyuti, dan Imam Malik, adalah beberapa nama besar yang kala kecilnya hidup yatim. Kala dewasa mampu mengubah dunia, tidak saja pada zamannya, tapi hingga hari ini bahkan nanti. Seorang ulama menyebutkan bahwa kata yatim dan yatama, dan kata turunan lain dari kedua kata itu disebut sebanyak 23 kali di dalam Al-Qur’an dengan beberapa penekanan. Pertama, perihal mengurus anak yatim.
“Mengurus urusan mereka (anak yatim) secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu.” (QS. Al- Baqarah [2]: 220). Kedua, anjuran untuk melakukan perbuatan baik kepada anak yatim. Ketiga, memuliakan anak yatim. Keempat, memberikan perlindungan dan pembelaan kepada harta mereka. Kelima, mengenai hak-hak mereka. Dan, keenam, menyangkut hal-hal yang dilarang kita melakukan kepada mereka.
Seperti yang termaktub di dalam Al- Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” (QS. Al-Fajr [89]: 17). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian kita kepada anak yatim, sesuai dengan tuntunan al-Qur’an. Selain bentuk nyata ketaatan kepada Allah, juga sebuah upaya nyata untuk mewujudkan terjadinya perubahan besar di bumi ini.
Sebab, dalam sejarahnya jelas, anak yatim yang diarahkan hidup dalam amaliyah ke-Islam-an dengan sebaik-baiknya akan mengantarkan mereka menjadi pribadi yang alim, teguh, dan antusias dalam mewujudkan beragam kemaslahatan kehidupan umat manusia. Dengan demikian, mari jadikan harta kita bermanfaat bagi perubahan dunia dan kebaikan luar biasa di akhirat dengan memuliakan anak-anak yatim. Wallahu a’lam.*/ Imam Nawawi