Tentu tak mudah menapaki hidup tanpa ibu atau ayah. Namun mereka mampu mengubah kekurangan itu menjadi energi yang mengubah dunia. Siapa saja mereka? Siapa tak kenal nama ini. Ia ulama hadis yang namanya masyhur hingga kini. Bukhari tumbuh sebagai seorang yatim.
Lahir pada Jumat 4 Syawal 194 H/809 M di Bukhara, salah satu kota di Uzbekistan. Ayahnya tak sempat mengasuhnya, sebab saat ayahnya meninggal, Bukhari masih kecil. Namun istrinya bangkit menjadi single parent. Ibunyalah yang merawat dan mendidik Bukhari, sendirian. Sang ibu inilah yang telah mendorong Bukhari untuk mencari dan mencintai ilmu serta menghiasi diri dengan ketaatan.
Dari sini, tumbuhlah Bukhari menjadi seorang yang lurus perangainya, selalu menjaga lisan, berakhlak mulia, cinta ketaatan dan hampir saja hafal Al-Qur’an, jika ia tidak memilih hadis. Sejak kecil Bukhari memang sudah tertarik dengan hadis. Hafalannya sangatlah kuat. Ingatannya menancap kuat sehingga tidak satu pun sesuatu yang pernah didengar atau dibacanya hilang dari ingatannya.
Belum genap 16 tahun usianya, ia sudah hafal kitab-kitab karangan para ulama seperti Ibnu al Mubarak, Waki dan lainnya. Bukhari menulis banyak kitab. Kitabnya yang sangat terkenal berjudul Shahih Bukhari. Kitab ini menjadi rujukan utama bila bicara soal hadis, hingga sekarang. Shahih Bukhari masih bermanfaat hingga kini mungkin karena Bukhari tak pernah meninggalkan amalan ini.
