Banyak ibu rajin mengikuti majelis taklim secara disiplin, namun kemudian lupa membawa spirit kajian ilmunya ke dalam rumah sendiri. Padahal, anak-anak adalah generasi yang mesti disiapkan untuk mencintai dan mengamalkan ilmu. Tidak sedikit para ayah yang sibuk berdakwah ke berbagai daerah, namun lupa membangun kajian di rumah sendiri bersama istri dan anak-anaknya. Padahal, mereka adalah yang paling berhak untuk diarahkan menuju ridha dan jannah-Nya.
Sementara waktu terus bergulir, kini kita telah berada di ujung tahun 2017. Tidak lama lagi, kita akan memasuki tahun 2018, yang tentu saja mesti disikapi dengan sebaik-baiknya, terutama dalam menjadikan keluarga yang bahagia, keluarga yang gemar dengan kajian keilmuan. Lihatlah bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam menjadikan Aisyah menjelma menjadi seorang wanita cerdas dan piawai dalam menjelaskan kebenaran Islam.
Jika tidak karena ada program pengkajian keilmuan di dalam rumah beliau, sulit rasanya hal tersebut bisa terjadi. Tentu saja, pengkajian yang dilakukan tidak sama seperti seminar atau pun workshop. Tetapi, apapun itu bentuknya, di dalam rumah ada proses untuk saling belajar dan mencerdaskan dengan sesama anggota keluarga. Bahkan di dalam rumah hal yang harus terus ditekankan adalah bagaimana pengamalan ilmu dan iman yang terus ditingkatkan melalui beragam forum keilmuan yang diikuti.
Di sinilah keluarga Muslim perlu sejenak melihat bahwa tugas paling utama yang harus senantiasa diperioritaskan pelaksanaannya adalah bagaimana menjadikan rumah kita indah, sejuk, dan nyaman laksana surga. Rasul mengatakan, bayti jannati, “Rumahku Surgaku.” Pertanyaannya, mungkinkah surga diraih tanpa kecintaan seisi rumah dengan pengkajian dan pengamalan ilmu? Semoga Allah bimbing kita menjadi keluarga-keluarga yang cinta mengkaji dan mengamalkan ilmu demi iman dan taqwa.*/Imam Nawawi