Tampilkan di aplikasi

Ini pelajaran buat pendukung LGBT

Majalah Mulia - Edisi 2/2018
6 Februari 2018

Majalah Mulia - Edisi 2/2018

Kaum Sodom dibinasakan oleh Allah dengan siksaan berat. Sebuah hujan batu, dan dibenamkan semua ke tanah.

Mulia
“Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya, dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).” (QS. Al- A’raf [7]: 83). Penyebutan kisah atau sesuatu yang berulang-ulang diceritakan mempunyai makna tersendiri dalam al-Qur’an.

Pertama, hal itu menunjukkan kemuliaan yang disebutkan, sebagaimana tertuang dalam kaidah, katsratul ismi tadullu ala syarafihi. Bahwa banyaknya nama menunjukkan kemuliaan hal tersebut. Kedua, demikian itu sebagai penegasan makna. Ia diulang-ulang diceritakan untuk menguatkan pesan yang terkandung di dalamnya.

Kisah dakwah dan perjuangan Nabi Luth Alaihi as-salam (As) termasuk yang bisa didapati berulang diceritakan di berbagai surah dalam al-Qur’an. Setidaknya ayat yang serupa di atas, ditemukan pula di surah-surah lainnya, yakni surah al-Hijr [15]: 60, asy-Syu’ara [26]: 171, an-Naml [27]: 57, al-Ankabut [29]: 32-33, dan ash-Shaffat [37]: 135.

Kandungannya tentang ulah istri Nabi Luth yang kufur kepada Allah dan tabiatnya yang mendukung perilaku LGBT (Lesbian, Homo, Biseks, dan Transgender) kaumnya.

ULAH KAUM DAN ISTRI NABI LUTH. Berbeda dengan utusan-utusan Allah lainnya, Nabi Luth dikirim kepada kaum yang memiliki kecenderungan seksual yang tidak normal. Kebanyakan Kaum Sodom yang didakwahi justru memilih suka kepada sesama jenis (kaum homo), khususnya laki-laki yang berpasangan dengan sesama laki-laki pula.

Bagi Nabi Luth, tantangan dakwah itu diperparah dengan kelakuan istrinya yang berkhianat kepadanya. Meski bukan pelaku homo, namun sang istri senantiasa memberi angin dukungan kepada kaumnya penyuka sesama jenis.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI